Share |

Klub Mulai Buru Sponsor


Pengalaman adalah guru terbaik. Kontestan Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 pun serius membangun kekuatan finansial mereka. Sejumlah sponsor pun menjadi buruan.

Kompetisi tertinggi di negeri ini sesuai rencana baru digulirkan pada 18 September, lalu agenda Piala Indonesia 2010 baru selesai pada 1 Agustus nanti.Namun,klub mulai menghitung kebutuhan dana plus sumber pemasukan mereka. Sriwijaya FC (SFC) mengklaim butuh dana Rp34 miliar atau naik Rp8 miliar dari musim lalu. Sedikitnya Rp14 miliar untuk membayar kontrak pemain.

Dari nilai total itu, manajemen SFC sudah menyiapkan fresh money Rp3,8 miliar untuk membayar down payment (DP) pemain. Lalu, sisanya digunakan sebagai operasional tim dan penyelenggaraan pertandingan.Dari total kebutuhan SFC tersebut, 50% berasal dari sponsorship. Klub berjuluk Laskar Wong Kito ini sudah mendapatkan suntikan dana sponsor sekitar Rp14,5 miliar. Laskar Wong Kitoberhasil mencairkan proposal apparel senilai Rp4,5 miliar.

Nilai ini diklaim naik 300% dari musim sebelumnya. Selain apparel, sisa subsidi berasal dari sponsor lokal. Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Augie Bunyamin mengungkapkan, klub terus menggali potensi sumber pendanaan klub.Kebutuhan dana optimistis akan terpenuhi karena manajemen SFC masih memiliki cadangan dari penjualan tiket.

’’Kebutuhan dana kami memang besar. SFC ingin meraih prestasi lebihmusimdepan. Kamiberuntung karena mendapatkan kontrak apparel yang sangat besar. Ini tentu membantu.Belumlagi,BankSumsel dan PT Bukit Asam akan membantu masing-masing Rp5 miliar,” kata Augie saat peluncuran jersey SFC kemarin.

Hanya, PT Liga Indonesia (PTLI) sebelumnya menilai SFC merupakan salah klub yang gagal mengelola sumber pemasukan dari tiket. Laskar Wong Kito tidak bisa mengoptimalkan potensi suporter yang cukup besar. Selain SFC, kesiapan dana sebenarnya juga diklaim menjadi milik Persib Bandung. Maung Bandungsudah memiliki anggaran Rp20 miliar untuk mengarungi musim 2010/2011.

Dari total dana tersebut, sedikitnya Rp5 miliar berasal dari sponsorship. Namun, kondisi berbeda justru dihadapi Persija Jakarta. ”Kami belum tahu kebutuhan dana dan potensi sponsor musim depan.Wacana membentuk konsorsium juga masih mentah.Padahal fungsi konsorsium sangat vital karena salah satu penyangga finansial klub.

Mereka nantinya yang berperan sebagai sponsor Persija. Masalah ini mungkin akan jelas pekan depan,” kata Asisten Manajer Persija Ferry Indra Syarief. Pada Djarum ISL 2009/2010, Persija menghabiskan anggaran dengan nilai kisaran Rp30 miliar. Mayoritas dana berasal dari APBD, meski mereka mendapatkan kontrak dengan sponsor utama Rp2,5 miliar. Namun, sponsor sempat mengisyaratkan akan menarik diri karena performa jeblok musim ini.

Dari markas PSPS Pekanbaru, manajemen klub berjuluk Asykar Bartuahini mengaku yakin bisa memenuhi kebutuhan anggaran mereka musim ini Rp16,25 miliar.Asisten Manajer PSPS Dityo Purnomo mengatakan, klub terus menggali pendanaan dari sponsorship.”Kebutuhan anggaran kami memang naik 25% dari musim lalu. Tapi, kami yakin bisa memenuhi 50% kebutuhan dari sponsor,”tutur Dityo. (wahyu argia)
Share on Google Plus

About 12paz