Arema Indonesia ingin dobel juara,tapi Sriwijaya FC (SFC) membawa misi merebut hat-trick. Final Piala Indonesia 2010 di Solo malam ini adalah penentu siap yang membuat catatan baru.
Arema musim ini sukses merebut trofi kompetisi reguler,dan kini selangkah lagi mampu mengawinkan sukses itu. Jika berhasil, pasukan Singo Edan akan menyamakan rekor SFC yang pernah melakukannya dua musim lalu. Hanya, kala itu SFC sukses bukan di kompetisi reguler dengan titel Indonesia Super League (ISL), tapi masih di Divisi Utama Liga Indonesia (Ligina).Untuk itu,Ahmad Bustomi dkk jika menang dan meraih double winner harus membuat sejarah baru.
Motivasi dan strategi jitu pun serius disiapkan Robert Rene Alberts.MeneerBelanda ini juga terus memberikan dorongan moral kepada anak asuhnya terkait sejarah bagus SFC dan kondisi internal klubnya. Alberts menegaskan, SFC boleh menguasai turnamen antar klub berbagai Divisi ini pada dua musim terakhir. Namun, Arema saat ini ditegaskannya dalam kondisi on fire.
Masalah finansial juga siap dilupakan sejenak Bustomi dkk. ’’Saya tahu SFC klub yang bagus di Piala Indonesia.Tapi, tak selamanya seperti itu. Kami punya peluang mendongkel dominasi itu,”tuturnya. Penegasan Alberts tentu ada alasannya. Sebab, Arema juga pernah dua kali juara pada ajang serupa edisi 2005 dan 2006. Selain itu,musim ini SFC bukan hantu bagi Arema selama memburu gelar di kompetisi reguler. ’’Bukannya Arema sombong.
Tapi, kami yakin bisa menjadi juara,” tutur Alberts. Menuju laga ini,Alberts tak tutup mata dengan absennya kapten Pierre Njanka.Namun, dia optimistis bisa mengatasi itu berdasar pengalaman yang ada. Waluyo pun jadi pilihan pengganti Njanka. Dari SFC, misi mencetak sejarah juara di turnamen ini tiga kali beruntun diakui Pelatih Rahmad ’RD’ Darmawan sangat berat.
Selain Charis Yulianto yang masih meragukan, kiper Ferry Rotinsulu belum tentu bisa turun.Ferry berduka karena mertuanya meninggal dunia. Namun,kondisi ini coba diatasi RD,yang selama ini dikenal jago taktik dan motivator ulung bagi SFC. Dengangaya kalemnya,pelatihyang musim depan bakal digantikan Ivan Kolev itu menilai kekuatan Arema tak mudah ditaklukkan.
’’Saya nilai kehilangan Njanka memang kerugian bagi Arema. Namun, hal itu tidak akan banyak memengaruhi permainan mereka secara umum.Kami juga tak boleh pesimistis,”tutur RD. ’’Anak-anak sudah siap menatap laga final dengan optimisme tinggi.
Mereka mau menang,bukan hanya untuk saya atau mereka sendiri. Tapi lebih luas lagi, untuk tim ini dan masyarakat Sumsel (Sumatera Selatan),”lanjutnya. RD menegaskan,pertandingan nanti sangat penting. Dengan demikian, dia tidak ingin para pemainnya melakukan kesalahan yang berakibat fatal. (kukuh setyawan/ iwan setiawan)