Bomber Sriwijaya FC Keith “Kayamba” Gumbs merasa sangat bersalah. Kegagalan mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Persipura Jayapura yang dikawal oleh Jendry Pitoy pada masa injury time membuat pemain kelahiran, St Kitts itu, terlihat sangat terpukul. Usai pertandingan Kayamba kelihatan shok sembari mengelilingi lapangan tanpa menghiraukan pemain lain yang telah memasuki ruang ganti.
“Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Sumsel terutama pengemar Sriwijaya,” ujar Kayamba saat ditemui usai pertandingan kemarin, (5/5). Sembari menambahkan “Terima kasih pada Sriwijaya Mania (julukan suporter Sriwijaya) yang tetap setia memberi motivasi kepada pemain kendati tim dalam kondisi kalah 1-2,” sambung pemilik jersey 17 itu.
Wajar jika Kayamba sangat shok, pasalnya pada laga ke-30 Djarum Indonesia Super League (DISL) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring itu, sebab seharusnya laga berakhir imbang jika penalti itu berhasil. Selain itu, kegagalan ini menjadi yang kedua kedua kalinya bagi mantan pemain Hull City (Inggris) itu. Sebelumnya saat Sriwijaya ditahan imbang 1-1 oleh tamunya Persija Jakarta di ajang DISL (13/1) lalu.
“Sebelumnya saya sangat optimis dan fokus untuk bisa menciptakan gol. Tapi itu tadi dalam permainan sepak bola semua bisa terjadi,” tambahnya.
Ucapan penyerang berusia 37 tahun itu cukup masuk akal. Sekadar mengingatkan beberapa bintang sepak bola dunia juga pernah gagal saat melakukan tendangan 12 pas. Sebut saja Johan Cruyff, Zidane (Prancis vs Italia, Piala Dunia 2006), Maradona (Argentina vs Italia, Piala Dunia 1990), Robert Pires dan Thierry Henry (Arsenal vs Manchester City, Liga Inggris 2006).
“Sekali lagi ini bukan pilihan saya. Saya telah berusaha dengan maksimal. Kegagalan ini akan menjadi catatan buruk dalam karier sepak bola saya,” pungkas Kayamba.
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan tidak menyalahkan Kayamba. Menurut pria asal Metro, Lampung itu, keputusanya memilih Kayamba sudah cukup tepat. Mengingat pada pertandingan sebelumnya saat meawan Persiwa (2/5) lalu, yang bertindak sebagai eksekutor 12 pas adalah Pevel Solomin.
“Kenapa saya pilih Kayamba untuk mengambil tendangan penalti?. Berdasarkan pengalaman tahun lalu. Ya, kala itu Jendry berhasil menggagalkan tendangan penalti Ngon A Djam. Saat saya tanya usai pertandingan kok kamu tahu arah tendangan Ngon rupanya dia melihat pada pertandingan berikutnya. Itu alasan kenapa saya memilih Kayamba dari pada Pavel karena Kayamba mempunyai power tendangan cukup keras tapi sayang arah bola salah,” timpal RD sapaan akrabnya. (mg42/mg43)