Share |

Hisanori Takada , Terdampar di Indonesia setelah Berpetualang di Lima Negara


SIANG itu (13/4) udara teramat panas hingga menembus semburan pendingin ruang kamar hotel tempat Hisanori Takada menginap. Tapi, Takada masih rileks. Sambil mengutak-atik laptop, dia seolah tak peduli dengan udara yang membuat gerah itu. ''Ya, Surabaya memang panas,'' kata Takada lantas tersenyum.

Bagi pria kelahiran 1981 tersebut, kota-kota dengan temperatur panas menjadi bagian dari pengalaman pertamanya bermain di Indonesia. Selain panas, atmosfer sepak bola yang sangat keras di­akuinya memberikan kesan tersendiri.

Hal tersebut, menurut Takada, berbeda dengan aroma sepak bola yang ditemui sebelumnya. Jauh sebelum berlabung di Persitara, Takada sempat merumput bersama empat tim Eropa dan satu tim Asia.

''Pada 2000, saya bergabung bersama Chester City (peserta Divisi IV Inggris). Tapi, tanpa dikontrak karena hanya berlatih,'' ujar kiper bertinggi 184 cm tersebut.

Pada 2001-2002, Takada bergabung dengan Drogheda United, klub peserta kasta teratas di Irlandia. Pengalaman Takada di Eropa sempat terhenti pada 2003 karena tidak mendapatkan klub. Tapi, pada tahun berikutnya, 2004-2005, dia menjadi pelapis kiper FC Lillehammer yang bermain di Divisi II Norwegia.

Selanjutnya, karir Takada berlanjut bersama klub Divisi IV Jerman, FSV Oggersheim, pada 2006-2007. Karena pe­ngalaman tersebut, dia lantas dilirik klub Divisi Utama Hongkong, HK Rangers, pada 2007. Takada merasakan aroma sepak bola Hongkong cukup lama. Setelah bergabung HK Rangers hingga 2008, dia bergabung dengan Citizen.

Performa di Citizen itu pula yang me­ng­antarkannya bergabung Persitara. Sayang, musim pertama Takada di Indonesia tidak berlangsung gemilang. Sejauh ini sudah 15 gol yang bersarang di gawangnya.

Tentu saja dia bukan satu-satunya orang yang dipersalahkan atas gol-gol tersebut. ''Banyak faktor yang membuat tim ini terpuruk. Banyak salah paham serta ada juga masalah terkait mentalitas,'' ungkapnya.

Namun, Takada bertekad tampil maksimal di sisa laga Persitara. Itu karena Takada merasa cukup senang merumput di Indonesia.

Apalagi, dia juga merupakan bagian dari sedikit pemain asing Asia yang beruntung dengan lingkungan barunya. Takada merasa beruntung karena tidak terlalu sulit menemukan makanan Jepang kegemarannya.

''Kebetulan tempat tinggal kami juga menyediakan masakan Jepang,'' ujarnya.

Takada juga merasa senang bermain di Indonesia yang dianggapnya sangat potensial. Bahkan, dia mengakui bahwa pangsa pasar Indonesia cukup baik untuk pemain sepertinya.Menurut dia, harga kontrak yang didapatkan cukup bagus selama bermain di Indonesia. Sayang, be­ragam potensi sepak bola Indonesia harus terganggu dengan isu nonteknis.

''Saya memang mendengar isu itu (nonteknis) dari media. Tapi, saya tak pedulikan itu. Yang penting, tim kami bisa bermain fokus. Itu yang terpenting bagi kami,'' tegasnya. (*/c2/diq)
Share on Google Plus

About 12paz