FERLY La’ala dan Talaohu Abdul Musafri merupakan mantan dua pilar utama Persiba Balikpapan yang musim ini berganti baju. Memilih menyeberang ke pelabuhan lain, keduanya pun sadar akan risiko yang dihadapi, bertemu dengan mantan klub yang pernah dibelanya. Duel dengan bekas rekan jelas tidak mengenakkan. Tapi demi profesionalitas, menunjukkan kemampuan terbaik adalah jawaban atas kepercayaan dari klub baru.
Kenapa Ferly dan Musafri dibandingkan? Dua orang tersebut dipastikan mengalami pengalaman berbeda kala menyambangi mantan rekan-rekannya di Kaltim. Ya, teror yang didapatkan Musafri dari suporter Persiba kala membela Persija Jakarta (21/11) lalu kali ini tidak akan didapatkan Ferly. Kapten Persiba di era Peter Butler tersebut dipastikan tidak akan mendapat ejekan atau bahkan makian seperti yang didapatkan Musafri karena kali ini Persiba bermain tidak di hadapan pendukungnya.
“Ya, ini yang mungkin berbeda. Tapi sebagai profesional saya tahu risiko yang akan dihadapi tiap pemain saat menghadapi mantan klubnya. Beruntung kali ini mereka main tanpa penonton,” ucap Ferly.
Sebaliknya, reuni juga akan dialami Anam Syahrul yang posisinya seolah bergantian dengan Ferly. Ia didatangkan dari Persijap awal musim ini, dan diplot mengisi kekosongan lini belakang sepeninggal Ferly.
Tanpa penonton, ternyata tidak membuat Anam gentar menghadapi mantan klubnya itu. Ia justru termotivasi menunjukkan kemampuan terbaiknya sebagai jawaban klub barunya tidak salah menentukan pilihan. Beruntung pula kondisi paha kanannya yang sempat menjadi alasan absennya pemain dengan jersey 24 di Persiba, kala berhadapan dengan Persebaya. “Saya senang ketemu dengan kawan lama. Saya sekarang di Persiba, dan hanya ingin memberikan kemengan bagi tim ini,” ujar Anam.(obi)