
Dalam kancah persepakbolaan, ada beberapa faktor yaang bisa menentukan hasil akhir dari sebuah pertandingan. Kemenangan bisa didapat karena kualitas permainan yang bagus, keberuntungan dan juga persoalan nonteknis. Mengenai yang terakhir, justru hal tersebut yang dikhawatirkan Pelatih PSPS Pekanbaru, Abdurrahman Gurning jelang duel melawan Persema Malang, Minggu (18/10) besok.
Yang dimaksud nonteknis di sini adalah kepemimpinan wasit yang tak berimbang. Wasit biasanya memilih membela tim ruan rumah dalam sebuah laga.Ade Suhendra dkk sudah merasakannya saat melawan Arema Indonesia. Beberapa kali pemain terlihat kecewa dengan kepemimpinan wasit Fiator Ambarita dari Bandung. Bahkan seperti tak ada alasan yang jelas karena pelanggaran tidak keras, Fiator memberikan kartu kuning kepada Dedy Gusmawan.
Wasit membuat perlakuan berbeda untuk pemain Arema.Kekhawatiran Gurning bukan tak beralasan. Kekalahan Persema saat melawan Persija bisa menjadi motivasi mereka mengambil langkah mengintervensi wasit untuk mewujudkan kemenangan. "Wasit Indonesia belum netral dan ini yang harus kita antisipasi melawan Persema nanti," kata Gurning.
Agar tak terlalu dimainkan keputusan wasit, pemain harus menghindari kontak fisik dengan pemain lawan. Jika itu terjadi, apalagi di dalam kotak penalti, maka imbasnya akan sangat buruk. Wasit bisa saja menunjuk titik penalti. Intimidasi wasit bukan hanya berimbas pada hasil akhir tapi juga terhadap permainan tim. Mental pemain tentu akan tersulut kalau terus disalahkan saat tak membuat kesalahan. Emosi akan terpancing dan itu bisa merusak ciri permainannya.
Manajer Dastrayani Bibra pun berpikiran sama dengan pelatih. Bahkan dia memberi penegasan, lawan yang harus dikalahkan PSPS pada pertandingan nanti adalah korp sang pengadil."Mau tak mau, kita harus menerapkan negative football melawan Persema nanti," katanya.Arena kotak 16 harus safety. Tak ada pemain lawan yang boleh membawa bola masuk ke daerah itu.
Otomatis, kecepatan Ade Chandra Kirana dan Tchana Cyhril sangat diperlukan untuk counter attack agar Dzumafo 'Ucok' Herman yang berada di garis terdepan tak terlalu bekerja menjemput bola. Kemenangan harga mati Di kubu lawan, Pelatih Subangkit menegaskan tak akan ada kompromi dalam laga melawan PSPS Pekanbaru. Tak akan ada kata seri atau kalah setelah malu dipermak Persija 1-3.
"Kemenangan adalah harga mati saat menjamu PSPS," katanya.Untuk mewujudkan kemenangan, Subangkit terus mengasah finishing barisan depan Laskar Ken Arok. Penyelesaian akhir menurutnya menjadi menjadi persoalan utama saat melawan Persija.(rie)