Kabar mengejutkan datang dari markas Persik Kediri. Tanpa diduga, Edy Paryono (EP) menyatakan mundur dari kursi pelatih. Alasannya pun mengejutkan. Dia mengaku belum disodori kontrak. EP juga tidak mendapatkan bayaran selama dua bulan menangani Persik.
Niat mundur EP sudah bulat. Kemarin (11/9) dia pamit langsung dengan Ketua Umum Persik yang juga Wali Kota Kediri Samsul Ashar. "Saya sudah pamit ke Pak Wali Kota untuk mengundurkan diri," kata EP kepada Radar Kediri (Jawa Pos Group) kemarin.
Ada beberapa alasan yang membuat EP memilih mundur. Yang pertama mengenai kontrak. Pria 55 tahun itu belum juga disodori kontrak oleh manajemen Persik. "Baru janji-janji seperti kesepakatan awal dan disuruh menunggu. Sampai detik ini, saya belum teken kontrak dan tidak menerima sepeser pun uang dari Persik," ungkapnya.
Padahal, EP melatih Macan Putih -julukan Persik- sejak 21 Juli lalu. Selama kurang lebih dua bulan itu, dia sama sekali tidak mendapatkan gaji. "Saya kerja bakti di sini. Itu tidak manusiawi," ujar mantan pelatih PSIS Semarang tersebut.
Parahnya, lanjut EP, dirinya tiba-tiba diberi target tinggi di ajang Liga Jatim, di luar kesepakatan awal. Bahkan, target itu, menurut dia, dijadikan test case sebelum dirinya dikontrak. "Kalau tidak sampai final Liga Jatim, saya tidak jadi dikontrak. Lho, itu kan
aneh. Padahal, sebelumnya tidak ada target itu, tinggal teken kontrak," ungkap dia.
EP tak menyalahkan Samsul atas perlakuan tersebut. Menurut dia, yang menggantung nasibnya seperti itu adalah orang-orang di bawah Samsul. "Pak Wali justru minta maaf kepada saya karena selama ini beliau tidak tahu bahwa saya diperlakukan seperti itu," ujarnya.
EP memilih mundur karena tak cocok dengan salah seorang di manajemen tim tersebut. Selama ini, EP mengaku memang bernegosiasi dengan pengurus itu. Lewat orang itulah EP akhirnya datang ke Persik untuk melatih.
Pengaruh pengurus tersebut juga sangat kuat di tim. Konon, dialah yang menentukan pemain yang ada sekarang. "Itu pula yang membuat saya tidak nyaman. Orangnya tidak datang ke lapangan, tapi semua pemain ditentukan dia. Pemain yang saya rekomendasikan tidak dipakai," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Persik Barnadi berkilah terkait dengan perlakuan buruk yang diterima EP selama ini. "Bukan saya yang mendatangkan. Kalau saya yang mendatangkan, pasti saya tanggung jawab," sebut Barnadi.
Apakah yang mendatangkan para pemain itu memang salah seorang pengurus yang disebut EP? Barnadi mengangguk. Tapi, dia enggan berkomentar lebih jauh. [jie/fud/ca/jawapos]