Share |

Sriwijaya Alihkan Fokus Striker Buruan


Niat Sriwijaya FC (SFC) merekrut bomber impor Persipura Jayapura, Alberto ‘Beto’ Goncalves kandas. Pihak Manajemen SFC mempertimbangkan sanksi yang diterima Beto dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

“Kami sudah putuskan tidak jadi merekrut Beto. Sebab, sanksi Komdis masih berlaku untuk Beto, dan ia hanya boleh bermain di Persipura untuk Liga Indonesia,” jelas Manajer SFC, Hendri Zainuddin di Sekretariat SFC kepada GOSport.

Menurut Hendri, Persipura juga masih ingin mempertahankan pemain asal Brasil itu. Sedangkan keinginan SFC mendatangkan Beto ke Palembang tak lepas dari kebutuhan di lini depan. Saat ini, Laskar Wong Kito mengalami krisis striker.

“Skenarionya, Beto akan kami tandemkan dengan pemain asing lain, Keith Kayamba Gumbs. Tapi sekarang, skenario itu kami ubah. Kini, kami masih mencari tiga pemain asing lagi. Dua dari Asia dan satu dari luar Asia. Untuk luar Asia, sebenarnya kami masih mengincar seorang striker," sambungnya.

Batal merekrut Beto, manajemen SFC memfokuskan diri untuk mendatangkan satu pemain baru asal Liberia, Oliverr Makor. “Kami akan coba fokus mendatangkan Makor. Hal ini masih kami diskusikan bersama Pak Rahmad (Darmawan, Pelatih SFC) dan manajemen lainnya,” papar Hendri.

Rekomendasi Zah Rahan

Makor adalah pemain rekomendasi dari gelandang SFC, Zah Rahan Krangar. Gelandang yang telah dua musim bersama SFC ini mengungkapkan, Makor punya kemampuan yang melebihi dirinya. Klub terakhir yang dibela Makor mentas di Divisi II Liga Yunani.

“Dia rekan saya di timnas Liberia. Permainannya bagus dan saya mengidolakannya,” puji Zah Rahan.

Sayangnya, Makor telah berusia 36. Usia yang tidak muda lagi untuk seorang pesepakbola ini membuat ragu Manajemen SFC.

“Tapi, saat ini kami masih intens melakukan pembicaran untuk mendatangkan Makor,” ungkap Hendri.

Sebelumnya, SFC punya pengalaman yang sama saat mendatangkan striker gaek, Keith Kayamba Gumbs pada 2007. Saat itu, usia Kayamba sudah menginjak 34.

Namun, Kayamba mampu membalikkan semua prediksi tentangnya. Penyerang asal St Kitt & Nevis itu mampu tampil apik dan mengantarkan SFC merebut double winner musim 2007. SFC kembali mengulang sukses merebut trofi Copa Indonesia 2009.

“Saat ini kami masih menimbang dan berpikir keras. Pilihan striker asing tertuju kepada Makor. Soal jadi atau tidak, kita lihat saja nanti,” pungkas Hendri.

Bergantung Ambrizal

Mulus tidaknya Makor bisa berlaga bersama SFC, masih tergantung pada skenario bergabungnya kembali centre back Ambrizal. “Jika Ambrizal jadi bergabung, skenarionya kami akan datangkan satu pemain asing non Asia sebagai striker. Tapi sebaliknya, jika nantinya Ambrizal tidak jadi bergabung, kami akan butuh defender asing non Asia maupun Asia,” jelas Hendri.

Soal Ambrizal, saat ini SFC masih intens melakukan negosiasi ulang. Hendri menegaskan, pemain asing Asia yang diinginkan SFC adalah pemain asing naturalisasi.

“Ini keinginan Pak Rahmad. Beliau butuh pemain asing Asia, tapi pemain kulit hitam yang dinaturalisasi,” ungkap Hendri.

Alasannya, karena rata-rata pemain asing kulit hitam punya kondisi fisik yang baik. Juga postur serta kemampuan bermain yang mumpuni. Hendri menyebutkan, ada satu pemain asing Asia naturalisasi yang berposisi sebagai bek.

“Saya lupa namanya, pemain ini asal Brasil dan sudah dinaturalisasi,” jelas Hendri.

Pembicaraan untuk mendatangkan Terassil Dangda pun sempat disinggung Hendri. Ia mengaku sudah mengalami kemajuan dalam pendekatan dengan penyerang timnas Thailand itu.

“Banyak pilihan pemain yang bisa kami rekrut. Pembicaraan di meja manajemen pun sedang ramai. Jadi tunggu saja, siapa lagi pemain yang akan bergabung dengan SFC,” pungkas Hendri. [rasyid irfandi/edwan ruriansyah/vivanews]
Share on Google Plus

About 12paz