Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, sangat menyesalkan pernyataan Sekum Pengda PSSI Papua. Nugraha menilainya sebagai langkah emosional menyikapi ancaman hukuman kepada Persipura terkait insiden mogok di final Copa Indonesia 2009.
"Harusnya kita bisa menerima hasil sebuah pertandingan dengan legowo. Saya menilai pernyataan Pengda PSSI Papua itu terlalu emosional," kata Nugraha di kantor PSSI, Senayan Jakarta, Kamis 2 Juli 2009.
Pengda PSSI Papua meminta kubu Mutiara Hitam mundur dari semua kompetisi sepakbola Indonesia, musim depan. Itu jika mereka mendapatkan sanksi berat seusai mundur di final Copa Indonesia 2009 lawan Sriwijaya FC.
"Pengda PSSI Papua berharap sanksi yang dijatuhkan tak memberatkan Persipura. Jika tidak, Pengda akan bertindak dengan mengumpulkan seluruh Pengcab untuk membuat satu langkah pernyataan. Persipura mengancam akan mundur dari semua liga yang ada di Indonesia," kata Usman Fakaubun, Sekretaris Pengda PSSI Papua dalam acara jumpa pers di Sekretariat Pengda Papua, Rabu siang WIT, 1 Juli 2009.
Menurut Nugraha, sikap ini bukan hanya merugikan sepakbola Papua, tapi juga persepakbolaan nasional. "Bahwa ini adalah sebuah upaya untuk mengingatkan PSSI, sebenanya itu tidak masalah. Tapi, kalau sampai pernyataan itu jadi kenyataan itu yang tidak boleh," lanjut Nugraha.
"Karena itu, Pengda PSSI Papua juga harus berhati-hati dan jangan emosional mengeluarkan pernyataan soal aksi mogok itu," tandas Nugraha.
Jakabaring Bukan Konspirasi
Disinggung soal penunjukkan Stadion Gelora Jakabaring Palembang, venue final Copa Indonesia, Nugraha membantah adanya konspirasi. "Menurut laporan BLI, penunjukan stadion tersebut sesuai manajerial meeting babak 8 besar. Artinya, itu jauh-jauh hari sebelum final digelar."
"Penunjukan itu telah disetujui oleh semua peserta. Jadi tak ada usaha memenangkan salah satu pihak," tutur Nugraha.
PSSI takkan ragu dalam menjatuhkan hukuman dan akan menegakkannya sesuai hukum yang berlaku. Proses persidangan nanti akan dilakukan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
"Persepakbolaan Papua kini sedang maju. Namun, bila diibaratkan seorang anak, walau anak kesayangan kalau bersalah tetap mendapatkan hukuman. Paling tidak akan mendapatkan teguran. PSSI menjatuhkan hukuman untuk membuat mereka mengerti bahwa apa yang dilakukan itu salah," tutup Nugraha.• VIVAnews
