Manchester United mendapatkan 1,9 juta dolar AS atau Rp 19,1 miliar tanpa harus mengeluarkan keringat. Dana ini merupakan bayaran yang dikeluarkan oleh panitia lokal untuk mendatangkan Setan Merah ke Indonesia.
MU rencananya akan berhadapan dengan Indonesia All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin 20 Juli 2009. Untuk duel ini, panitia harus menyetor dana sebesar Rp 1,9 juta dolar AS kepada MU.
Sayangnya, bom yang meledak di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott membuyarkan semuanya. MU memutuskan untuk menunda kunjungannya ke Indonesia dan memilih tinggal lebih lama di Malaysia. Uang yang sudah mereka terima tidak akan dikembalikan ke panitia lokal.
"Bom yang meledak di JW Marriott dan Ritz-Carlton termasuk force majeur. Sesuai kontrak, kalau ada kejadian seperti ini maka uang yang sudah kami setorkan sebelumnya dinyatakan hangus," kata Koordinator Bidang Komersial Panitia Lokal Kedatangan MU, Herman Ago saat dihubungi VIVAnews, Minggu 19 Juli 2009.
Kondisi ini sangat merugikan panitia lokal. Karena itu panitia terus berupaya membujuk MU agar tetap berkunjung ke Indonesia. Namun, MU menolak dan memilih untuk bertahan di Malaysia meski sudah dibujuk oleh Ketua Panitia Lokal, Agum Gumelar.
Gagal melobi MU ke Jakarta, Agum kembali membujuk MU untuk meninjau ulang kontrak yang sudah mereka buat. Menurut Herman, MU belum memberi jawaban atas permintaan ini.
"Pihak MU baru membicarakan kontrak setelah tur mereka ke Asia berakhir. Kami hanya minta mereka untuk berempati atas kejadian ini. Sebab, ini merupakan kejadian di luar dugaan kita," tandas Herman.• VIVAnews