Share |

Berlomba Gaet Sponsor


Klub-klub Liga Super berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan segera. Mereka pun berlomba-lomba menggaet sponsor. 

Memang, lepas secara penuh dari APBD masih merupakan hal yang sulit dilakukan bagi mayoritas klub di Indonesia. Tapi, perlahan, langkah menuju klub profesional telah diambil pihak manajemen klub dengan menjadikan sponsor sebagai cadangan finansial untuk Liga Super 2009/2010. Alasannya jelas, garansi finansial untuk musim depan masih suram. 

Klub mengaku gagap menggunakan APBD sebagai penopang dana operasional mereka.Payung hukum berupa Permendagri 59 tahun 2007,jo Surat Edaran Mendagri nomor 900/2677/SJ dinilai tetap lemah. Imbasnya, krisis dana kembali mengancam klub Liga Super. Kondisi yang menjepit ini pun memunculkan wacana penjualan klub,yaitu Persitara Jakarta Utara dan PKT Bontang.Wacana merger Persitara dengan Persija Jakarta atau Pelita Jaya plus Deltras Sidoarjo pun sempat diapungkan. Namun,beberapa klub seperti Persija, Sriwijaya FC (SFC),dan Persiwa optimistis mampu mendongkrak pendapatan dari sponsor. 

Direktur Bisnis PT Persija Jaya Sony Sumarsono mengungkapkan, sponsor menjadi satu-satunya sumber pendanaan Persija musim depan. Macan Kemayoran mengaku tidak mau berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dianggap menyalahgunakan uang rakyat. ”Kami tidak berani pakai APBD. Risikonya besar meski permendagri tidak melarang. Tapi, KPK bisa saja bilang APBD untuk klub tidak tepat.Kami terus mengupayakan dana dari sponsor.

Penawaran dari mereka sudah ada,” ungkap Sony kemarin. Macan Kemayoran mengklaim sudah mengantongi tujuh calon investor utama seperti Holcim, Unilever,Danone,juga Allianz.Manajemen pun mematok nilai Rp15 miliar selama semusim. Rekening mereka diperkirakan semakin tebal karena sekitar 30 sponsor pendukung sudah mengantre dengan tawaran kontrak minimal Rp1 miliar setahun. 

Sony menambahkan, dana sponsor minimal diperkirakan terkumpul Rp20 miliar. Artinya, jumlah ini naik hampir empat kali lipat dari musim sebelumnya. ”Masalah sponsor diperkirakan selesai Selasa (14/7).Rata-rata sponsor masih mengkaji relevansi produk mereka. Sebenarnya Danone akan masuk di pertengahan musim lalu, tapi kami gagal dapat izin bertanding di Jakarta. Sponsor pendukung sudah ditawari nilai Rp1 sampai Rp2 miliar. 

Kami akan maksimalkan potensi dana, karenanya mereka semua ditawari,” papar Sony, seraya menambahkan bahwa Persija memiliki posisi strategis sebagai media promosi. Nilai jual Persija tetap tinggi meski mengakhiri kompetisi musim 2008/2009 di peringkat 7.Mereka sebelumnya mendapat garansi dana Rp30 miliar dari investor perseorangan. Lonjakan nilai tawar sponsor juga dirasakan SFC. Klub berjuluk Laskar Wong Kito tersebut mematok target dana sponsor Rp15 miliar.

Wakil Manajer SFC Bakti Setiawan menyatakan status juara Copa Indonesia 2009 jadi modal klub menaikkan nilai tawar. ”Musim lalu pemasukan dari sponsor tidak lebih dari Rp8 miliar. Tapi,musim ini pasti naik.Ada beberapa perusahaan terkenal yang sedang didekati.Kalau bisa sampai dua kali lipat, apalagi kami masih berbau juara. Kami sudah menyiapkan langkah untuk menjaring sponsor, di antaranya membentuk konsultan klub,”ujarnya. Status runner-up Liga Super juga membawa berkah bagi Persiwa Wamena. Klub berjuluk Badai Pegunungan Tengah tersebut mengklaim sedang didekati perusahaan asal Jakarta.

”Sponsor lokal tetap Bank Papua meski musim depan belum tahu dapat berapa.Yang jelas ada kenaikan dari musim lalu, lebih dari Rp1,5 miliar.Dalam waktu dekat kami akan bertemu dengan satu perusahaan dari Jakarta. Selama ini kami hanya berbicara melalui telepon.Kami juga sedang menunggu respons empat perusahaan lokal Papua,” tandas Asisten Manajer Persiwa Agus Santoso. [wahyu argia/sindo]


Share on Google Plus

About 12paz