
Hingga
saat ini, semua pemain rata-rata memilih menunggu perkembangan. Hanya
beberapa pemain senior yang berani angkat seperti Mat Halil dan kapten
tim Erol Iba. "Kondisi seperti ini sudah biasa terjadi di Persebaya,
saya yakin pasti akan ada solusi, " ujar Mat Halil, pemain paling senior
di Persebaya.
Memang kondisi krisis di Persebaya memang hampir
setiap musim terjadi. Belum lengkang di ingatan, Persebaya pernah
tertimpa kasus rasionalisasi gaji pada musim 2008-2009 yang membuat
tujuh pemain senior dilepas, termasuk Bejo Sugiantoro dkk. Saat itu
konflik terjadi antara pengurus dengan pemain. Akhirnya merembet dengan
mundurya Manajer Persebaya saat itu Indah Kurnia dan Pelatih Fredy
Mulli.
Namun, tim Persebaya terus berjalan, meski mengalami
pergantian pengurus maupun pelatih. Namun bedanya, saat itu ketika
terjadi konflik, jajaran pengurus cepat membuat keputusan meski ada pro
dan kontra. Sementara saat ini, semua hanya diam dan terkesan menunggu.
Malah dibiarakan seperti mati suri karena tidak ada aktivitas kegiatan
di Mes Persebaya.
Wajar jika pemain belum banyak bicara. Sebab,
hak berupa gaji sudah terbayar hingga bulan Januari dari uang pribadi
Gede. Kondisi ini membuat pemain tidak bisa melakukan tindakan ekstrem
termasuk pindah klub. Bisa jadi pemain baru akan beraksi bulan depan
seandainya gaji tidak cair. "Persebaya memang sedang krisis keuangan, "
ucap Direktur PT Persebaya Indonesia, Cholid Ghoromah.
Dalam
situasi seperti ini, Cholid justru hanya berharap PT LPIS segara
mencairkan uang pribadi Gede yang diklaim mencapai Rp9 miliar,
"Mudah-mudahan konsorsium segara memberikan kepastian dana talangan Pak
Gede. Karena uang itu nanti juga untuk kelangsungan Persebaya ke depan "
ujarnya seakan membela tindakan yang dilakukan Gede.
Sementara
dari kalangan suporter juga memilih tidak bersikap apa pun terkait
kondisi Persebaya saat ini. Bukan lantaran tidak cinta lagi kepada
Persebaya. Namun sudah mulai jenuh dengan konflik yang terus melanda
Bleduk Ijo. "Persebaya hanya dibuat mainan oleh pengurus. Ini hanya
imbas dari kondisi sepak bola kita," ucap Adi Dwi Cahyono, Koordinator
Bonek Garis Keras.
Hal senada juga diungkapkan Hamim Gimbal.
Pria yang biasa menjadi dirijen ketika Persebaya bertanding itu, justru
malas untuk mencampuri masalah di tim Bledhuk Ijo. "Sejak Persebaya
tampil di IPL, kita sudah tidak pernah diajak bicara lagi, " ujarnya.
(fh)