
Satu gol di laga pembuka ISL musim ini ketika timnya Persiba menahan
imbang 1-1 tuan rumah Sriwijaya FC Palembang di Gelora Sriwijaya menjadi
bukti jika Mahmoud El Ali layak diperhitungkan. Meski baru bergabung
dalam seleksi bersama Persiba pada 30 Januari atau 3 hari jelang
keberangkatan Persiba melakoni kick off ISL 2012/2013 di Palembang,
Mahmoud mampu membuat pelatih Herry Kiswanto terkesima.
"Meski baru bergabung, Mahmoud satu dari sekian striker yang punya
keunggulan skill dan mau bekerja keras. Karena itu dengan kondisi saat
ini saya rekomendasikan dia kepada manajemen," kata Herry.
Sebagai striker yaang diharapkan bisa memberi kontribusi positif bagi
Persiba, Mahmoud mengaku masih butuh adaptasi. Maklum selain mayoritas
penggawa Persiba berusia muda yang minim pengalaman di kasta superliga,
Mahmoud juga baru kali ini merasakan iklim sepak bola Tanah Air.
"Adaptasi perlu buat saya. Tapi setiap membela klub saya selalu ingin
kasih yang terbaik. Termasuk bersama Persiba musim ini saya juga ini
memenangi liga," kata Mahmoud.
Mengawali laga perdananya, Mahmoud langsung mendapat kepercayaan
Herkis. Beberapa peluang pun berhasil diciptakan meski hanya satu gol
yang berhasil direalisasikannya. "Gol pertama itu sudah pasti sangat
menyenangkan buat saya dan tim. Tapi seharusnya saya juga bisa buat
gol-gol dipertandingan berikutnya, mungkin melawan Pelita Bandung Raya
juga harus ada gol," imbuhnya.
Memang masih butuh waktu untuk membuktikan sejauhmana ketajaman eks
striker Al Ahed Lebanon ini. Apalagi menghadapi laga berikutnya di
Stadion Si Jalak Harupat Bandung saat menghadapi Pelita Bandung Raya
(10/1), Mahmoud harus kehilangan tandemnya, Diego Santos yang mengalami
cedera. Selain itu kurangnya suplai bola dari lini sayap sebagaimana
diakui Herkis masih menjadi masalah dalam skuadnya.
Lukas Savic, gelandang Persiba yang masih dalam proses penyembuhan
mengakui jika Mahmoud adalah striker yang punya kualitas. "Andai saja
saya sembuh dan bisa bermain, mungkin Mahmoud bisa cetak lebih dari satu
gol. Dia kurang suplai bola dari tengah dan sayap. Melihat tipikalnya
yang jenius dan pandai mencari posisi, saya optimis bisa menjadi
penyuplai bola matang buat dia," imbuh Luka Savic.
Sebagai pemain Asia untuk pertama kali ke Indonesia, Mahmoud awalnya
juga sedikit rewel dalam hal makanan. Pasalnya pemain berpostur 182 cm
selama di Indonesia lebih suka spaghetti dan juga kentang.
Meski demikian, ketika berada di Soreang Bandung, pemain yang kerap
bersujud syukur usai mencetak gol ini mulai bisa beradaptasi dengan menu
Indonesia. Tak salah ketika dirinya melihat singkong goreng, langsung
dilahapnya. Demikian pula ikan gurame goring, Mahmoud mulai bisa
menikmati santapan khas nusantara tersebut.(san)