Share |

KENANGAN : Mesin Waktu Melihat jejak-jejak Sepakbola nasional di Gelora Bung Karno

Gegap Gempitanya Piala aff 2010  yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Babak kualifikasi , semifinal  dan Final memang sangat membanggakan rakyat Indonesia. Tapi Tahukah anda bahwa pembangunan Stadion Utama yang pada awalnya bernama Gelora Senayan ini sebetulnya dibangun berdasarkan proyek mercusuarnya Bung Karno.

8 Februari 1960 : di Jakarta, Presiden Soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama Senayan menandai dimulainya pembangunan stadion sepakbola yang kelak akan menjadi yang terbesar di Asia. Pembangunan stadion Senayan ini menjadi puncak dari perayaan politik mercusuar Soekarno. Kompleks olahraga Senayan memang ide Soekarno. Proyek besar itu dimulai pada tengahan 1958 dan fase pertama pembangunannya tuntas pada 1962, sehingga bisa dipakai untuk penyelenggaran Asian Games IV. Uni Soviet memberikan pinjaman lunak senilai 12,5 juta dolar AS untuk pembangunan ini.

Stadion utama sepakbola yang berkapasitas 100 ribu penonton selesai dibangun pada Juni 1962. Stadion utama beratap temu gelang berentuk oval. Stadion dikelilingi jalan lingkar sepanjang 920 meter. Lapangan sepak bola di dalamnya dikelilingi lintasan berbentuk elips dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.



Selama pembangunan, Soekarno tampak begitu antusias. Dia amat rajin mengunjungi proyek mercsuarnya ini, sampai-sampai ia kadang terlibat mengurusi hal sepele, semisal batu bata dan pasir. Bahkan ketika di Karawang terjadi banjir, Soekarno tetap saja asyik “bermain” dengan proyek tersebut, sampai-sampai ketika itu Soekarno dijuluki sebagai “lurah Jakarta”.

Pada November 1963, Jakarta menjadi tuan rumah pesta olahraga Games of the New Emerging Forces (Ganefo) yang dibayangkan Soekarno sebagai pesta olahraga negara-negara anti-kolonialisme, semacam “olimpiade negara kiri”. Ganefo, dengan semboyan Onward! No Retreat (Maju Terus Jangan Mundur), meski diboikot sejumlah negara tapi tetap berlangsung sukses dan diikuti 2.200 atlet dari 48 negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Lebih dari 450 wartawan dari berbagai negara datang ke Senayan.

Stadion senayan atau yang kini bernama Gelora Bung karno ibartat sebuah situs monumen, Di Stadion ini menjadi memori kota dan perjuangan simbolik dalam pencarian identitas dan perjuangan bangsa. Dan di monumen bersejarah ini lah banyak cerita mengenai perjuangan sepakbola Indonesia di blantika dunia, berikut ini beberapa jejak dimana GBK menjadi saksi bisu pagelaran sepakbola di tanah air  :


13-14 Febuari 1970
Kesebelasan Csepel Hongaria melakukan eksebisi menghadapi Keseblasan Persija Jakarta & Timnas di Stadion Utama Senayan

14 Maret 1970
Kesebelasan Dynamo Moskow asal Uni Soviet melakukan eksebisi menghadapi Tim nasional. Dynamo berhasil mengalahkan Timnas dengan skor tipis 1-0.

20-28 Juni 1970
Jakarta Anniversary Football Tornament, di ikuti oleh 6 negara. Malaysia keluar sebagai Juara. Sementara Indonesia di posisi tempat ke tiga.

20 Juni 1971
Dalam kunjungannya ke Indonesia keseblasan PSV Eindhoven bertanding dengan Tim nasional, di stadion Senayan. Meskipun hanya pertandingan persahabatan, kunjungan kesebelasan asal Belanda ini cukup mengesankan bagi pengemar sepakbola Indonesia.

21 Juni 1972
Bintang sepakbola dunia Pele hadir di Stadion Utama untuk menampilkan kemahirannya, dalam pertandingan persahabatan antara Santos dengan Tim nasional Indonesia. Pertandingan berakhir dengan skor tipis 3-2 untuk Santos. Pele pun mencetak 1 gol yang spektakuler.

11-18 Juni 1973
Turnamen sepakbola Anniversary Cup di buka oleh Menteri Pendidikan & kebudayaan Prof. Ir. Sumantri Brojonegro, dengan hasil Burma sebagai Juara.


6- 10 januari 1974
Pertandingan segitiga antara PSSI Selection, Rapid Viena dan Khmrer.

1 – 5 Juni 1975
Pertandingan persahabatan turnamen segitiga antara PSSI Tantama, klubl asal Belanda Ajax Amsterdam dan tim asal Inggris Manchaster United. Hasil akhir Ajax berhasil menjadi juara di turnamen segitiga ini. Dan PSSI menjadi juru kunci

15-26 Februari
Pertandingan sepakbola pra-olimpiade di stadion utama. Indonesia secara tragis dikalahkan oleh Korea utara melalui adu pinalti, sehingga Korea Utara berhasil melangkah menuju ke Olimpiade Montreal.

6 Oktober 1976
Kesebelasan Sao Paolo asal Brazil melakukan eksebisi melawan tim PSSI Harimau, pertandingan berlangsung sangat sengit, karena PSSI Harimau melakukan perlawanan yang berarti, skor akhir 1-1.

23 Februari 1983
PSSI Selection untuk Sea Games melakukan pertandingan persahabatan di Stadion Utama melawan AGF ranner-up Liga Denmark.

20 Mei 1985
Pertandingan persahabatan antara PSSI Garuda melawan kesebelasan Santos dari Brazil, dengan hasil akhir 1-0 untuk kemenagan Santos. PSSI Garuda pada saat itu diperkuat oleh beberapa bintang seperti : Zulkarnaen Lubis, Ricky Yacobi, Elly Idris dan Hermansyah

21 Februari 1986
Tim PSSI pra Piala Dunia mengadakan pertandingan persahabatan melawan timnas Paraguay. hasi akhir 2-3 untuk kemenangan Paraguay

15 Maret 1986
Pertandingan penyisihan pra Piala Dunia dan Timnas berhasil mengalahkan tim kuat Muangthai. Tim nasional banyak diisi oleh pasukan PSSI Garuda



14 Juni 1987
Pemain sepakbola kenamaan asal Belanda, Rud Gullit menunjukan kemahirannya bersama klubnya PSV Eindhoven, dalam pertandingan persahabatan melawan tim PSSI A. hasil akhir PSSI A dapat menahan PSV dengan skor 3-3. Dalam pertandingan itu Ruud Gullit terlihat kesal karena timnya berhasil di tahan imbang.

17-18 November 1990
Kejuaraan Sepakbola Yunior di Senayan, dua kesebelasan Korea terpilih mewakili Asia ke kejuaraan Dunia Yunior.

17 Agustus 1992
Turnament sepakbola Piala kemerdekaan, di ikuti kesebelasan Australia, Malaysia, Thailand, Korsel dan tuan rumah Indonesia

4 Juni 1994
Juara Liga Italia AC Milan hadir di Jakarta. Partai eksebisi di langsungkan di stadion Senayan. AC milan berhasil memukul telak Persib dengan skor 8-0. AC Milan juga memaksa Persib bermain hanya setengah lapangan. Gol -gol AC Milan tercipta melalui kaki Dejan Savicevic (2 gol), Gianliugi Lentini, Paolo Baldieri ( 3 gol), Christian Antigori dan Stefano Desideri. Di pertandingan itu menonton hampir memadati seluruh kursi stadion.


1996
Lazio vs Indonesia Selection.Pada saat itu Lazio di perkuat oleh beberapa bintangnya seperti Giussepe Signori, Paolo Negro dan Favali. Skor akhir 6-2. 2 Gol tim Indonesia selection di buat oleh Widodo CP.(yrvp)
Share on Google Plus

About 12paz