
Bagaimana
tidak, sebagai klub nasional yang sarat historis Persebaya sampai
harus menyewa lapangan, hanya untuk berlatih. Ironis, tetapi hal itu
memang terjadi.
Pelatih caretaker Persebaya saat ini, Ibnu
Grahan, terpaksa memboyong tim asuhannya berlatih ke lapangan sepak
bola milik kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Alasannya,
lapangan berlatih Persebaya di Jl Karanggayam, kondisinya tidak
memungkinkan untuk dipakai.
“Permukaan tanah terlalu keras. Kalau
kami memaksakan diri latihan disini, malah beresiko tinggi. Jadi, kami
sebisa mungkin untuk tidak berlatih di lapangan ini,” ujar Ibnu soal
migrasi Persebaya ke ITS, Sabtu (27/10).
Ibnu mengaku tak tahu sampai kapan Persebaya akan menjadi avonturir alias
petualang dengan memakai lapangan Stadion ITS. Tetapi ia mengaku siap
menjadikan ITS sebagai ‘kandang’ Persebaya yang baru, dengan tiga
alasan.
Yaitu jarak yang tidak terlalu jauh dari mess Persebaya,
kualitas lapangan yang tidak kalah dengan Stadion Gelora 10 November,
dan yang paling penting, biaya sewa yang relatif ringan.
“Kita hanya
bayar Rp 200.000 untuk sewa lapangan ITS. Bandingkan dengan di Gelora 10
November, yang sewanya Rp 500.000. Kalau seminggu kita sewa tiga kali,
berapa besar uang yang bisa kita hemat?,” ungkap Ibnu.
Soal
penghematan mau tak mau memang harus dilakukan buat tim sekaliber
Persebaya. Asal tahu, Persebaya dikabarkan masih nunggak utang, hanya
untuk soal menyewa lapangan berlatih.
Sumber menyebut,
Persebaya punya tunggakan sewa ke pengelola Stadion Gelora 10 November,
yang besarnya mencapai Rp 10 Juta. Ibnu mengaku eman (sayang) melihat
kondisi Lapangan Persebaya saat ini.
Meski disebut tak layak
pakai, Lapangan Persebaya, masih digunakan Pengurus PSSI Surabaya untuk
memutar tiga kelas kompetisi internal (Kelas Utama, I, dan II), yang
notabene merupakan kawah candradimuka para pemain muda.
Menariknya,
Totok Risantono, yang dikenal sebagai pelatih spesialis pengembangan
pemain muda, malah menyarankan agar Persebaya tetap berlatih di lapangan
tersebut.
“Kita realistis. Main sepakbola di Indonesia ini harus
kenal cuaca, musuh, dan terakhir, medan bertempur. Nah, kalau terbiasa
berlatih di lapangan bagus, ya bisa remuk waktu main di kandang lawan
yang lapangannya jelek,” kilah pelatih yang baru sukses membawa Surabaya
Muda promosi ke Divisi I Nasional ini.