
Seperti dilansir
situs resmi Piala AFF 2012, Artur langsung meminta satu posisi khusus
kepada pelatih timnas Garuda, Nilmaizar. Pemain kelahiran Surabaya, 3
Maret 1993, menyatakan berharap di posisi sebagai playmaker alias
pengatur serangan timnas Garuda saat berhadapan dengan Laos, Singapura,
dan tuan rumah Malaysia diketatnya persaingan Grup B.
"Pelatih
saya di Espanyol B, ingin agar saya bisa bermain di belakang striker.
Pelatih di Espanyol B, merasa saya bisa memainkan bola dengan tenang.
Tapi, saya tetap siap jika diberikan posisi mana pun oleh pelatih timnas
Indonesia," ungkap Arthur kepada salah satu surat kabar Singapura,
seperti dilansir Situs AFF.
Nama Arthur sendiri sebenarnya tidak
dari awal dicatumkan dalam komposisi pemain timnas Garuda yang akan
berlaga di Piala AFF 2012. Pemain yang sempat menjalani proses seleksi
saat timnas masih dibesut Alfred Riedl, baru muncul namanya
didetik-detik akhir penyerahan 35 nama pemain ke AFF.
Arthur
akhirnya masuk bersama tiga pemain lainnya seperti Tony Cussel, Tony
Cussel, Raphael Guillermo Maitimo, dan penyerang timnas U-23, Agung
Supriyanto. Mereka berempat akhirnya dipanggil setelah empat pemain asal
CS Vise seperti Syamsir Alam, Alfin tuassalamony, Yandi Sofyan, dan
Yericho Christiantoko tidak diberikan izin bergabung karena klubnya
masih berlaga di Divisi II liga Belgia.
Walau Arthur telah
meminta satu posisi kepada Nil, kepastian dirinya akan mengisi skuad
Piala AFF 2012 belumlah pasti. Karena dari ke- 35 nama yang didaftarkan
ke AFF, hanya akan diambil 22 pemain saja dalam mengarungi event
bergengsi bagi negara-negara di Asia Tenggara tersebut.
Sementara
itu, AFF sendiri akhirnya telah menyatakan dengan resmi jika timnas
yang akan berlaga di Piala AFF 2012, adalah timnas bentukan PSSI di
bawah asuhan Nil. Kabar itu pun seolah mematahkan rencana Komite
Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), yang juga ingin mengirimkan para
pemain di mana Riedl diplot sebagai pelatih kepala.
Kepastian
itu pun dinilai telah mencederai isi MoU antara KPSI, PT Liga Indonesia
(PT Liga), PSSI, dan AFC di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu. Sekertaris
Jendral (Sekjen) KPSI, Tigor Shalom Boboy pun menjeleskan, keputusan
AFF adalah implementasi dari kegagalan penyatuan timnas dan bentuk
rekonsiliasi atas kekisruhan yang selama ini terjadi.
"MoU telah
gagal untuk diimplementasikan dengan baik. Bisa jadi ini adalah
kontroversinya yang tidak berujung. Sekarang semua telah diputuskan.
Oleh karenanya, PSSI KLB (KPSI) akan menyikapi ini semua dalam waktu
dekat, sekaligus menjadi bagian pembahasan di kongres November nanti,"
papar Tigor, dalam pernyataan resminya kepada wartawan.
Soal
pemain-pemain yang telah didaftarkan oleh PSSI ke AFF, menurut Togor
sebenarnya KPSI tidak ingin menyepelekan semua pemain-pemain yang telah
didaftarkan PSSI. Tapi dirinya menilai, akan lebih baik jika pelatih dan
pemain-pemain yang dikirim, adalah pemain-pemain yang terbaik. Hal ini
dilakukan, agar tidak lagi terjadi hal-hal yang akan membuat malu muka
Indonesia di kancah internasional.
"Kami hanya ingin membangun
tradisi sekaligus memproteksi common sense dalam mengelola atau
membangun timnas dengan pendekatan sederhana. Kami ingin timnas dikelola
dengan manajemen yang bagus. Dilatih dengan pelatih terbaik, dan diisi
oleh pemain-pemain yang juga terbaik. Hal ini dilakukan agar timnas
Indonesia bisa menghasilkan prestasi yang bagus pula," jelas pria yang
juga menjabat sebagai Sekjen PT Liga tersebut. (aww)