Nama Bandung Raya pertengahan 1990-an sempat menyita perhatian publik
sepak bola di Jawa Barat. Keputusan mundur Bandung Raya jelang
bergulirnya kompetisi Liga Indonesia musim 1997/1998 mengakhiri euforia
dan tradisi yang sebenarnya mulai terbangun.
Selang 15 tahun kemudian, mendadak klub yang berdiri pada 17 Juni 1987 ini kembali jadi topik hangat.
Bukan
karena prestasinya di lapangan, melainkan keputusan mengambil alih
pengelolaan Pelita Jaya dari PT. Nirwana Pelita Jaya yang memilih fokus
setelah melakukan akuisisi terhadap Arema Indonesia.
Belakangan
berhembus kabar jika nama klub yang bakal digunakan musim adalah Pelita
Bandung Raya. Pemilihan dan penggunaan nama Pelita sebagai nama depan
tim, justru cenderung menimbulkan sikap skeptis dari publik sepak bola
Bandung.
Meski dalam satu dekade terakhir, status musuh
bebuyutan Persib disandang Persija Jakarta. Namun, Pelita tetaplah
Pelita, klub yang punya sejarah permusuhan dan di benci Bobotoh di era
1990-an. Sebagai tim yang tergolong kerap jor-joran dalam melakukan
perekrutan pemain, Pelita secara tidak langsung kala itu membuat hampir
semua tim ingin mengalahkan mereka.
Kehadiran bintang tua dan
legenda Kamerun, Roger Milla, lalu eks pemain pemain klub Liga Italia,
Reggiana, Giuseppe Acardi hingga legenda sepak bola Argentina, Mario
Kempes. Membuat Pelita sering jadi sasaran pelampiasan rasa cemburu klub
lain. Termasuk Persib yang notabene kala itu merupakan salah satu
simbol sepak bola konvensional karena sangat lekat dengan metode
pembinaan pemain usia dini.
Tidak simpatinya publik sepak bola
Bandung terhadap Pelita juga bisa dilihat ketika klub ini memilih untuk
menggunakan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang pada kompetisi ISL musim
2008/2009. Embel-embel nama Jawa Barat sebagai nama belakang klub, tak
cukup mampu meraih simpati masyarakat.
Bahkan setiap laga kandang
Pelita di gelar, hanya segelintir penonton yang mau datang. Hanya laga
kandang Pelita melawan Persib yang memiliki tingkat kepadatan penonton
sangat tinggi, itupun karena mayoritas di antara penonton adalah Bobotoh
Persib.
Meski menggunakan nama Pelita sebagai nama depan klub
serta proses kembalinya Bandung Raya ke kasta tertinggi tergolong
instan. Namun, Komisaris Yayasan Bandung Raya, Tri Goestoro merasa
optimistis simpati masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung tetap akan
mengalir kepada Bandung Raya.
Mantan Sekjen PSSI itu, tampaknya
cukup yakin memori manis masa lalu yang sempat ditorehkan Bandung Raya
bisa mengembalikan rasa cinta para pendukungnya yang sudah lebih dari
satu dekade sangat jarang mendengar kiprah klub kesayangannya tersebut,
meski sebenarnya selama itu Bandung Raya tetap eksis di kompetisi Divisi
III Liga Indonesia.
“Kita mengharapkan masyarakat Jawa Barat
tetap memberikan support kepada kami untuk meraih prestasi seperti yang
pernah kita buktikan,” jelas Tri.
Rencananya Pelita Bandung Raya
yang bakal ditangani pelatih asal Inggris Simon McMenemy akan mulai
menggelar persiapan, awal November mendatang. “Ada beberapa mantan
pemain kami seperti Adjat Sudrajat dan Hermansyah yang siap membantu.
Rencananya kita akan mulai persiapan mulai 5 November nanti dengan
melakukan proses seleksi pemain,” tandas Tri.
(wbs)