
Pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti karena hingga 2x 45 menit kedudukan tetap imbang 2-2.
“Hasil imbang 2-2 tadi sebenarnya sangat mengecewakan karena babak
pertama kita unggul 2-0. Saya pikir ini hasil wajar karena kekuatan kita
baru 50 persen. Para pemain yang kita panggil banyak yang belum
bergabung,” kata Liestiadi Official, yang mewakili pelatih Timnas Aji
Santoso.
Para pemain yang dimaksud adalah mereka yang berlaga di Liga Super
Indonesia (LSI). Mereka diantaranya adalah Kurnia Meiga (Arema), Egi
Melgiansyah (Pelita) dan sejumlah pemain naturalisasi lainnya.
“Sebenarnya kita sudah panggil mereka. Namun anda tahu sendiri,
karena masalah itu (dualisme) mereka belum bisa gabung. Padahal tenaga
mereka sangat penting bagi Timnas,” kata Liestiadi.
Kegagalan menembus final tersebut akan menjadi evaluasi tersendiri
bagi Timnas U23. Satu diantaranya masalah mental. Sebab, meski sempat
unggul 2-0 dibabak pertama, timnas malah kebobolan dua gol. Masih lagi
ditambah tekanan saat adu penalti dimana para suporter Persis Solo
turut memberikan tekanan mental.
“Jam terbang mereka masih sangat minim. Malah banyak pemain yang menjadi cadangan abadi di tim mereka,” ujar Liestiadi.
Namun pertandingan tersebut juga dapat diambil nilai postifnya.
Menurut Liestiadi, para pemain PON dari berbagai provinsi yang
diturunkan bermain sangat bagus. Terutama mereka yang bermain di posisi
bek. Sebab, selama ini Timnas selalu punya masalah di bagian lini
belakang.
“Persiapan kita menuju Sea Games Desember nanti masih panjang.
Turnamen ini kami jadikan pembentukan kerangka tim. Target kita
selanjutnya adalah turnamen Piala Gubernur Aceh,” katanya.[bnt]