
CEO
Pelita Cronus, Iwan Budianto mengatakan akan membawa empat orang anak
buahnya untuk menduduki klub yang baru diakusisinya itu. “Mungkin tiga
atau empat orang akan saya bawa. Mengenai posisinya nanti akan
dirapatkan lagi,” kata Iwan, Kamis (25/10/2012).
Namun begitu,
Iwan menuturkan, tidak akan melakukan perubahan besar di tubuh Arema.
Menurut mantan Manajer Persik Kediri ini, secara umum manajemen Arema
sekarang sudah cukup mapan. “Hanya penyempurnaan saja, tidak ada
perombakan besar,” kilahnya.
Iwan mengungkapkan, Pelita Cronus
membeli Arema karena tidak ada titik temu mengenai pembagian saham jika
merger terjadi. Pihak Arema lalu membuka pintu akuisisi dan disambut
Pelita dengan membelinya secara penuh. “Kalau petinggi-petinggi Arema
tidak setuju, tidak mungkin kami membelinya,” ungkap Iwan.
Direktur
Utama Arema, Ruddy Widodo, membenarkan tentang restrukturisasi
manajemen Arema setelah dibeli Pelita Cronus. Namun kepastiannya, Ruddy
mengatakan dalam waktu dekat ini akan diumumkan berbarengan dengan
penandatanganan resmi akuisisi Arema ke Pelita Cronus. “Nanti saat kami
sampaikan terbuka, mengenai akuisisi ini, susunan manajemen juga akan
disampaikan secara lengkap,” imbuh Ruddy.
Ditanya apakah
posisinya akan diganti, Ruddy mengatakan semua itu terserah pemilik
baru. “Bisa saja saya memang diganti, lihat nanti sajalah,” ucapnya
santai. Ruddy menjelaskan tim yang saat ini berlatih di Stadion
Kanjuruhan akan tetap milik Arema, termasuk tim kepelatihan dan Rahmad
Darmawan sebagai Pelatih Kepala. Keputusan Pelita Cronus membeli Arema,
dan melepaskan saham Pelita Jaya ke konsorsium Bandung Raya, tidak
termasuk pemain, melainkan hanya namanya saja.
“Tim dan pelatih
tetap milik kita. Jadi skuad yang ada sekarang tidak berubah. Mereka
(Bandung Raya) hanya membeli merk Pelita Jaya saja, sedangkan aset
pemainnya tidak. Dengan demikian, bisa dikatakan resmi sudah tim Arema
terbentuk sekaligus RD sebagai pelatih kepala,” beber Ruddy.
Mengenai
nama, logo, dan home base Arema, Ruddy mengatakan hal itu akan
dibereskan segera. Namun menurut Ruddy, untuk home base sudah pasti
tidak akan berubah, tetap di Malang.
“Hal itu (perubahan nama dan
logo) sudah masuk teknis, sedangkan kami masih membereskan
berkas-berkas dokumen akuisisi. Tapi yang jelas, saya pikir akuisisi ini
tidak seperti akuisisi Persijatim yang sampai berubah nama menjadi
Sriwijaya. Saya kira nama dan logo tetap sama. Tapi yang pastinya,
tunggu pengumuman resmi saja,” urainya.(af)