Teka teki di mana Persiba Bantul akan bermain musim depan makin terang. Laskar Sultan Agung, julukan Persiba memilih realistis dengan turun di kompetisi profesional dan layak jual. Hal ini lantaran Persiba akhirnya harus menghidupi dirinya sendiri agar tetap bertahan.
Manajer Persiba Briyanto AS mengungkapkan, pengelolaan kompetisi yang profesional menjadi harga mati bagi Persiba. Profesional dalam artian, ada regulasi kompetisi yang jelas. Di sisi lain, kompetisi itu sendiri memiliki nilai jual dan mampu mendatangkan penonton.
"Kami realistis saja, artinya tetap ikut kompetisi yang profesional, ISL. Maksudnya adalah regulasinya jelas, kemudian kompetisinya juga punya nilai jual. Tidak seperti kemarin, kami kesulitan walau hanya mendatangkan penonton," kata Briyanto, Senin (10/9/2012).
Mantan Manajer Timnas U-17 ini menegaskan, pihaknya optimistis langkah jawara Divisi Utama 2010/2011 ini berlabuh di Indonesia Super League (ISL) menyusul Persijap, tidak akan menemui kendala. Dia beralasan sebagai jawara kompetisi kasta kedua maka ia masih memiliki hak untuk bermain di ISL.
"Situasinya memang rumit. Tapi kami yakin langkah ke arah sana tetap akan terbuka. Sebab, kami masih memiliki hak bermain di ISL setelah menjuarai divisi utama. Jadi kami sangat optimistis sekali," tegas dia.
Dia sendiri mengaku belum ada komunikasi terkait rencana ini. Komunikasi menurutnya baru akan dilakukan usai kongres pada 24 September 2012 mendatang. Dia memastikan masih ada cukup waktu untuk memproses kepindahan Laskar Sultan Agung dari IPL ke ISL.
Sekretaris Persiba Wikan Werdo Kisworo menambahkan, keterikatan Persiba dengan konsorsium MBI musim lalu tidak akan menjadi ganjalan menuju ISL. Dia beralasan, tim kebanggaan Paserbumi itu tidak terikat selamanya dengan konsorsium.
"Kalau Persiba hengkang dari konsorsium ya tidak masalah. Jadi ini harus diluruskan dulu, konsorsium itu bukan bank-nya Persiba. Mereka hanya institusi yang menjembatani transisi setelah lepas dari APBD. Dan kita tidak terikat selamanya," kata dia.