
Sudah lima kali timnas Indonesia dan korea Utara (Korut) bersua. Empat laga disapu bersih korut dengan kemenangan. Sisanya, berakhir imbang tanpa gol pada kualifikasi Piala Dunia tahun 1989 silam.
Hasil seri itulah angka terbaik yang didapat skuat Garuda atas Chollima--julukan Timnas Korut--sampai sekarang. Biasanya, sayap Garuda memang tak bisa dikepakkan sempurna kala berjumpa tim-tim kuat, seperti Korut.
Selain kalah level, latar belakang sejarah sepak bola kedua tim sejak dahulu memang beda kasta. Apalagi sekarang, timnas sedang dilanda konflik dualisme pengurus.
Pada laman resmi federasi sepak bola sejagat (FIFA), Korut sementara berada di peringkat 81 dunia. Sedangkan timnas senior Indonesia anjlok dari urutan 159 ke posisi 168 pada September tahun ini.
Makanya, wajar jika Pelatih timnas senior Indonesia, Nil Maizar, tahu diri. Dia mengatakan, timnya harus ekstra keras menahan gempuran Korut di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) malam nanti.
"Tetapi bukan berarti kita hanya akan bertahan. Kita akan andalkan skema serangan balik. Menunggu, mencuri bola, lalu menyerang," tutur Nil, Sabtu 9 September.
Nil berharap, Irfan Bachdim dan kawan-kawan sanggup meladeni dengan sepadan kekuatan lawan kali ini. Dia optimis, sebab mantan pelatih Semen Padang itu tahu mental anak asuhnya kini sudah baik. "Mudah-mudahan pemain bisa maksimal di posisinya masing-masing," sambung Nil.
Rombongan timnas Korut telah tiba di Jakarta sejak tiga hari lalu (Jumat, 7 September). Pilar penting seperti, Ri Myong Guk, Pak Nam Chol, Ri Myong Chol dan Ri Kwang Hyok sudah menjajal rumput GBK. Jadi, soal persiapan Korut tak diragukan lagi. Mereka akan tampil all out.
Bagi tuan rumah, ini jelas jadi ancaman. Apalagi, Korut baru-baru merebut trofi AFC Challenge di Nepal awal 2012. Mereka bahkan mencatat rekor sebagai tim yang tidak terkalahkan di semua pertandingan itu dengan hanya kebobolan satu gol.
Walau demikian, Manajer timnas Korut, Kim Myong-Choi, mengakui bahwa timnya punya kekurangan. Mereka belum tahu kekuatan dan kelemahan Indonesia saat ini. Dia buta tentang timnas Garuda.
Namun, itu bukan masalah. "Saya tidak tahu siapa pemain Indonesia yang bagus. Kami memiliki pandangan tidak mau meremehkan lawan. Kami selalu anggap semua lawan kuat," tandasnya. (dik)
Hasil seri itulah angka terbaik yang didapat skuat Garuda atas Chollima--julukan Timnas Korut--sampai sekarang. Biasanya, sayap Garuda memang tak bisa dikepakkan sempurna kala berjumpa tim-tim kuat, seperti Korut.
Selain kalah level, latar belakang sejarah sepak bola kedua tim sejak dahulu memang beda kasta. Apalagi sekarang, timnas sedang dilanda konflik dualisme pengurus.
Pada laman resmi federasi sepak bola sejagat (FIFA), Korut sementara berada di peringkat 81 dunia. Sedangkan timnas senior Indonesia anjlok dari urutan 159 ke posisi 168 pada September tahun ini.
Makanya, wajar jika Pelatih timnas senior Indonesia, Nil Maizar, tahu diri. Dia mengatakan, timnya harus ekstra keras menahan gempuran Korut di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) malam nanti.
"Tetapi bukan berarti kita hanya akan bertahan. Kita akan andalkan skema serangan balik. Menunggu, mencuri bola, lalu menyerang," tutur Nil, Sabtu 9 September.
Nil berharap, Irfan Bachdim dan kawan-kawan sanggup meladeni dengan sepadan kekuatan lawan kali ini. Dia optimis, sebab mantan pelatih Semen Padang itu tahu mental anak asuhnya kini sudah baik. "Mudah-mudahan pemain bisa maksimal di posisinya masing-masing," sambung Nil.
Rombongan timnas Korut telah tiba di Jakarta sejak tiga hari lalu (Jumat, 7 September). Pilar penting seperti, Ri Myong Guk, Pak Nam Chol, Ri Myong Chol dan Ri Kwang Hyok sudah menjajal rumput GBK. Jadi, soal persiapan Korut tak diragukan lagi. Mereka akan tampil all out.
Bagi tuan rumah, ini jelas jadi ancaman. Apalagi, Korut baru-baru merebut trofi AFC Challenge di Nepal awal 2012. Mereka bahkan mencatat rekor sebagai tim yang tidak terkalahkan di semua pertandingan itu dengan hanya kebobolan satu gol.
Walau demikian, Manajer timnas Korut, Kim Myong-Choi, mengakui bahwa timnya punya kekurangan. Mereka belum tahu kekuatan dan kelemahan Indonesia saat ini. Dia buta tentang timnas Garuda.
Namun, itu bukan masalah. "Saya tidak tahu siapa pemain Indonesia yang bagus. Kami memiliki pandangan tidak mau meremehkan lawan. Kami selalu anggap semua lawan kuat," tandasnya. (dik)