Andik Vermansyah yakin bisa membawa bekal banyak ilmu dari perjalanannya 10 hari di Amerika Serikat, berlatih bersama DC United. Dia antusias menyerap berbagai pengalaman di Negeri Paman Sam itu.
“Saya ingin belajar apapun, dari hal kecil seperti pemanasan hingga ke hal-hal besar seperti strategi. Bahkan ke masalah bagaimana pola makan pemain di sini, itu mengagumkan.Saya lihat bagaimana makanan menjadi begitu penting. Saya ingin belajar sebanyak mungkin, dan mudah-mudahan bisa membawa itu semua ke Jakarta dan Indonesia dan membaginya ke rekan-rekan yang lain. Saya tahu ini akan membuat saya menjadi pemain yang lebih baik,” kata Andik Vermansyah yang terpukau oleh keteraturan Kota di Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman resmi DC United.
Selain berlatih, Andik juga mendapat kesempatan merasakan atmosfer pertandingan di kompetisi untuk tim cadangan di MLS, yang diikuti DC United. Dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 0-2 atas Montreal Impact itu, Andik turun selama 45 menit.
Menghadapi pemain – pemain dengan postur tubuh jauh lebih besar dari rata-rata pemain di Indonesia, Andik sama sekali tidak minder. Dia bahkan mengaku setelah pertandingan itu, dia lebih percaya diri dan yakin bisa mengembangkan permainannya lagi.
Pasalnya, di Indonesia pun, kata Andik, sejak kecil dia terbiasa berhadapan dengan pemain-pemain yang lebih besar.Andik lega, dia memiliki kecepatan untuk menutupi kekurangannya sebagai pemain berpostur pendek.
“Soal MLS yang menuntut aspek fisik, itu sesuatu yang biasa. Saat kecil saya selalu bermain dengan pemain-pemain yang lebih besar, jadi saya percaya diri saja. Salah satu kekuatan saya adalah kecepatan, saya pikir itu akan membantu saya saat menghadapi pemain-pemain berbadan lebih besar,” ujarnya.
Andik berulang-ulang kali memperagakan kecepatannya menggiring bola saat memperkuat Persebaya di kompetisi IPL maupun saat bersama Timnas U-23 dan U-21.Kecepatan yang dimiliki Andik memang cukup menonjol, dan mengundang kekaguman banyak orang.
Pelatih LA Galaxy, Bruce Arena dan pelatih Inter Milan Andrea Stramaccioni, pun ikut mengakui kelincahan Andik. Mereka melihat permainan Andik saat kedua tim itu berkunjung ke Jakarta di waktu terpisah, untuk melakukan laga persahabatan. Karena talenta itu orang menjulukinya Messi Indonesia.
“Saya menghargai sebutan itu, tapi saya bukan Messi. Messi adalah Messi, Saya adalah saya.Saya berbeda, tapi saya menghargai perbandingan itu,” ujar Andik.
“Saya ingin belajar apapun, dari hal kecil seperti pemanasan hingga ke hal-hal besar seperti strategi. Bahkan ke masalah bagaimana pola makan pemain di sini, itu mengagumkan.Saya lihat bagaimana makanan menjadi begitu penting. Saya ingin belajar sebanyak mungkin, dan mudah-mudahan bisa membawa itu semua ke Jakarta dan Indonesia dan membaginya ke rekan-rekan yang lain. Saya tahu ini akan membuat saya menjadi pemain yang lebih baik,” kata Andik Vermansyah yang terpukau oleh keteraturan Kota di Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman resmi DC United.
Selain berlatih, Andik juga mendapat kesempatan merasakan atmosfer pertandingan di kompetisi untuk tim cadangan di MLS, yang diikuti DC United. Dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 0-2 atas Montreal Impact itu, Andik turun selama 45 menit.
Menghadapi pemain – pemain dengan postur tubuh jauh lebih besar dari rata-rata pemain di Indonesia, Andik sama sekali tidak minder. Dia bahkan mengaku setelah pertandingan itu, dia lebih percaya diri dan yakin bisa mengembangkan permainannya lagi.
Pasalnya, di Indonesia pun, kata Andik, sejak kecil dia terbiasa berhadapan dengan pemain-pemain yang lebih besar.Andik lega, dia memiliki kecepatan untuk menutupi kekurangannya sebagai pemain berpostur pendek.
“Soal MLS yang menuntut aspek fisik, itu sesuatu yang biasa. Saat kecil saya selalu bermain dengan pemain-pemain yang lebih besar, jadi saya percaya diri saja. Salah satu kekuatan saya adalah kecepatan, saya pikir itu akan membantu saya saat menghadapi pemain-pemain berbadan lebih besar,” ujarnya.
Andik berulang-ulang kali memperagakan kecepatannya menggiring bola saat memperkuat Persebaya di kompetisi IPL maupun saat bersama Timnas U-23 dan U-21.Kecepatan yang dimiliki Andik memang cukup menonjol, dan mengundang kekaguman banyak orang.
Pelatih LA Galaxy, Bruce Arena dan pelatih Inter Milan Andrea Stramaccioni, pun ikut mengakui kelincahan Andik. Mereka melihat permainan Andik saat kedua tim itu berkunjung ke Jakarta di waktu terpisah, untuk melakukan laga persahabatan. Karena talenta itu orang menjulukinya Messi Indonesia.
“Saya menghargai sebutan itu, tapi saya bukan Messi. Messi adalah Messi, Saya adalah saya.Saya berbeda, tapi saya menghargai perbandingan itu,” ujar Andik.