
Laga derby Mitra Kukar v Persisam Putra di Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), Minggu (29/4) malam lalu, menyisakan kekecewaan bagi Pusamania, khususnya Kordinator Wilayah (Korwil) Pesut.
Kekecewaan ini karena adanya perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oknum suporter tuan rumah yang melakukan penganiayaan terhadap sejumlah suporter Persisam Putra, sesaat hendak meninggalkan stadion usai pertandingan.
Empat anggota Korwil Pesut menjadi korban. Mereka adalah Marwansyah alias Iwan (25), warga Jl Pesut, Gang Murai RT 15, Kelurahan Sungai Dama, Samarinda Ilir, Andri (17), warga Jl Kakap RT 2, Samarinda Ilir, Mukti (17), dan Agus (22).
Dari keempat korban itu, dua diantaranya harus dilarikan ke RS Islam karena menderita luka cukup serius. Iwan yang berangkat mengendarai motor mengalami luka pada bagian kepala. Tengkorak kepala sebelah kiri retak dan terjadi pendarahan hebat. Sementara Andri mengalami luka robek pada bagian wajah dan harus mendapat 6 jahitan.
Luka yang dialami Iwan maupun Andri itu akibat penganiayaan yang dilakukan oknum suporter dengan menggunakan balok dan botol. Kendati mengalami luka serius, namun Iwan maupun Andri sempat pulang ke rumah masing-masing. Bahkan Iwan yang mengalami luka paling parah dan kini masih dalam keadaan koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Islam, sempat mengendarai motornya pulang ke Samarinda.
Rasa kecewa tampak jelas terlihat diraut wajah rekan-rekan Iwan dan Andri, yang duduk menunggu kabar baik dari balik pintu ruang ICU. Alam (229), salah seorang anggota Korwil Pesut yang kala itu berada di samping Iwan saat peristiwa terjadi menuturkan, penganiayaan itu terjadi saat ia yang tengah berjalan beriringan dengan Iwan dan Andri hendak menuju ke kendaraan yang ada di sekitar pintu VIP stadion.
"Tidak tahu dari mana datangnya, tiba-tiba saja salah satu suporter yang menggunakan helm standar, datang dan langsung memukul kepala Iwan sebelah kiri menggunakan balok," kata Alam.
Melihat kejadian itu, Alam yang berada di samping Iwan sempat terkejut. Namun Alam tidak bisa berbuat banyak dan hanya mencoba menolong Iwan yang dilihatnya memang tidak mengalami luka bahkan sadar ketika ditanya.
"Saat saya tanya, tiba-tiba saja dari arah lainnya ada botol yang melayang dan tepat mengenai wajah Andri yang ada di depan saya. Kalau tidak ada Andri mungkin saya yang terkena pecahan botol itu," ujar Alam.
Mengetahui situasi tidak kondusif, Alam yang menolong Iwan dan Andri bergegas menuju ke tengah-tengah suporter Persisam Putra lainnya. "Setelah itu, kami dilempari batu. Kami tidak melakukan perlawanan apa-apa, hanya menghindar dan berjaga-jaga jangan sampai mereka maju dan menyerang kami. Tetapi polisi di sana, malah memaksa kami bubar dengan memukul-mukulkan rotan kepada kami," timpal Alam.
Dari informasi yang diperoleh, rupanya tidak hanya suporter dari Korwil Pesut saja yang menjadi korban, tetapi juga ada beberapa suporter Persisam Putra yang menjadi korban dan sedang di rawat di beberapa rumah sakit di Samarinda. (oke/nin)
Kekecewaan ini karena adanya perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oknum suporter tuan rumah yang melakukan penganiayaan terhadap sejumlah suporter Persisam Putra, sesaat hendak meninggalkan stadion usai pertandingan.
Empat anggota Korwil Pesut menjadi korban. Mereka adalah Marwansyah alias Iwan (25), warga Jl Pesut, Gang Murai RT 15, Kelurahan Sungai Dama, Samarinda Ilir, Andri (17), warga Jl Kakap RT 2, Samarinda Ilir, Mukti (17), dan Agus (22).
Dari keempat korban itu, dua diantaranya harus dilarikan ke RS Islam karena menderita luka cukup serius. Iwan yang berangkat mengendarai motor mengalami luka pada bagian kepala. Tengkorak kepala sebelah kiri retak dan terjadi pendarahan hebat. Sementara Andri mengalami luka robek pada bagian wajah dan harus mendapat 6 jahitan.
Luka yang dialami Iwan maupun Andri itu akibat penganiayaan yang dilakukan oknum suporter dengan menggunakan balok dan botol. Kendati mengalami luka serius, namun Iwan maupun Andri sempat pulang ke rumah masing-masing. Bahkan Iwan yang mengalami luka paling parah dan kini masih dalam keadaan koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Islam, sempat mengendarai motornya pulang ke Samarinda.
Rasa kecewa tampak jelas terlihat diraut wajah rekan-rekan Iwan dan Andri, yang duduk menunggu kabar baik dari balik pintu ruang ICU. Alam (229), salah seorang anggota Korwil Pesut yang kala itu berada di samping Iwan saat peristiwa terjadi menuturkan, penganiayaan itu terjadi saat ia yang tengah berjalan beriringan dengan Iwan dan Andri hendak menuju ke kendaraan yang ada di sekitar pintu VIP stadion.
"Tidak tahu dari mana datangnya, tiba-tiba saja salah satu suporter yang menggunakan helm standar, datang dan langsung memukul kepala Iwan sebelah kiri menggunakan balok," kata Alam.
Melihat kejadian itu, Alam yang berada di samping Iwan sempat terkejut. Namun Alam tidak bisa berbuat banyak dan hanya mencoba menolong Iwan yang dilihatnya memang tidak mengalami luka bahkan sadar ketika ditanya.
"Saat saya tanya, tiba-tiba saja dari arah lainnya ada botol yang melayang dan tepat mengenai wajah Andri yang ada di depan saya. Kalau tidak ada Andri mungkin saya yang terkena pecahan botol itu," ujar Alam.
Mengetahui situasi tidak kondusif, Alam yang menolong Iwan dan Andri bergegas menuju ke tengah-tengah suporter Persisam Putra lainnya. "Setelah itu, kami dilempari batu. Kami tidak melakukan perlawanan apa-apa, hanya menghindar dan berjaga-jaga jangan sampai mereka maju dan menyerang kami. Tetapi polisi di sana, malah memaksa kami bubar dengan memukul-mukulkan rotan kepada kami," timpal Alam.
Dari informasi yang diperoleh, rupanya tidak hanya suporter dari Korwil Pesut saja yang menjadi korban, tetapi juga ada beberapa suporter Persisam Putra yang menjadi korban dan sedang di rawat di beberapa rumah sakit di Samarinda. (oke/nin)