Peristiwa kekerasan yang dialami suporter Persisam Putra, terutama anggota Koordinator Wilayah (Korwil) Pesut, usai laga derby Mitra Kukar kontra Persisam Putra, Minggu (29/4) lalu, ternyata membuat suporter Mitra Kukar, Mitra Mania (Mitman) juga mengutuk aksi kekerasan tersebut. Apalagi dalam peristiwa kekerasan tersebut, satu suporter Persisam belum sadarkan diri atau koma di ruang Intensif Care Unit (ICU) RS Islam, hingga Selasa (1/5) kemarin.
Sekitar pukul 17.30 Wita, rombongan pengurus Mitman yang diwakili sekretaris Kamal, didampingi Ketua Pusamania Tommy Ermanto, langsung menemui Salmiah, orang tua Marwansyah alias Iwan (25), warga Jl Pesut, Gang Murai RT 15, Kelurahan Sungai Dama, Samarinda Ilir, yang menjadi korban terparah dalam penyerangan yang dilakukan oknum Mitman. Kedatangan sejumlah pengurus Mitman itu, untuk melihat kondisi terakhir kesehatan Iwan, pasca penganiayaan.
Dalam kunjungannya tersebut, Kamal menyampaikan permintaan maaf dari Mitman dan juga memberikan sedikit sumbangan, sebagai bantuan untuk meringankan beban keluarga Iwan untuk membayar biaya perawatan selama di rumah sakit.
Setelah bertemu orang tua korban, Kamal juga masuk ke dalam ruang ICU, untuk melihat kondisi Iwan yang masih tergolek lemah di tempat tidur perawatan dengan selang oksigen dan infus terpasang di hidung serta tangan.
Beberapa menit berada di ruang ICU dan setelah mendoakan, Kamal kemudian keluar untuk bertemu dengan suporter Persisam lainnya di luar kamar perawatan.
"saya pribadi dan mewakili Mitman, meminta maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang dilakukan oknum-oknum tertentu, yang tidak suka dengan keakraban serta kedamaian antar suporter," kata Kamal.
Peristiwa penganiayaan yang terjadi di luar stadion itu, diakui Kamal lantaran kurangnya siapnya panitia pelaksana, terutama dalam hal mengantisipasi hal-hal yang terjadi seperti Minggu malam kemarin.
"Kami akui banyak kekurangan dalam persiapan pertandingan kemarin (Minggu, Red). Tanpa disadari ada oknum-oknum yang coba mengusik kedamaian kita. Untuk itu kami sudah melakukan koordinasi, untuk semaksimal mungkin mencari pelaku penganiayaan, pastinya akan kita usahakan," tukasnya.
Kekecewaan jelas terlihat diraut wajah Tommy. Selaku Ketua Pusamania, Tommy mengaku sempat emosi kala mengetahui salah satu suporter Persisam terluka akibat dianiaya.
"Padahal dalam setiap pertandingan antara Persisam Putra lawan Mitra Kukar di Samarinda, kami tidak pernah mengganggu kenyamanan suporter Mitra Kukar. Namun hal ini harus ditanggapi dengan kepala dingin, untuk itu kami lebih mengutamakan kesehatan korban (Iwan, Red)," Kata Tommy.
Selain itu, aparat kepolisian Polres Kukar yang melakukan pengamanan jalannya pertandingan sepak bola, juga dianggap represif.
"Pastinya saya sangat kecewa dengan kinerja aparat keamanan pertandingan. Hal ini juga menyangkut Panpel, yang jelas tidak siap dalam mengantisipasi membludaknya penonton kemarin. Kami berharap kedepannya, panpel maupun kepolisian bisa lebih maksimal lagi dalam menggelar setiap laga pertandingan," tandasnya. (oke/upi)
Sekitar pukul 17.30 Wita, rombongan pengurus Mitman yang diwakili sekretaris Kamal, didampingi Ketua Pusamania Tommy Ermanto, langsung menemui Salmiah, orang tua Marwansyah alias Iwan (25), warga Jl Pesut, Gang Murai RT 15, Kelurahan Sungai Dama, Samarinda Ilir, yang menjadi korban terparah dalam penyerangan yang dilakukan oknum Mitman. Kedatangan sejumlah pengurus Mitman itu, untuk melihat kondisi terakhir kesehatan Iwan, pasca penganiayaan.
Dalam kunjungannya tersebut, Kamal menyampaikan permintaan maaf dari Mitman dan juga memberikan sedikit sumbangan, sebagai bantuan untuk meringankan beban keluarga Iwan untuk membayar biaya perawatan selama di rumah sakit.
Setelah bertemu orang tua korban, Kamal juga masuk ke dalam ruang ICU, untuk melihat kondisi Iwan yang masih tergolek lemah di tempat tidur perawatan dengan selang oksigen dan infus terpasang di hidung serta tangan.
Beberapa menit berada di ruang ICU dan setelah mendoakan, Kamal kemudian keluar untuk bertemu dengan suporter Persisam lainnya di luar kamar perawatan.
"saya pribadi dan mewakili Mitman, meminta maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang dilakukan oknum-oknum tertentu, yang tidak suka dengan keakraban serta kedamaian antar suporter," kata Kamal.
Peristiwa penganiayaan yang terjadi di luar stadion itu, diakui Kamal lantaran kurangnya siapnya panitia pelaksana, terutama dalam hal mengantisipasi hal-hal yang terjadi seperti Minggu malam kemarin.
"Kami akui banyak kekurangan dalam persiapan pertandingan kemarin (Minggu, Red). Tanpa disadari ada oknum-oknum yang coba mengusik kedamaian kita. Untuk itu kami sudah melakukan koordinasi, untuk semaksimal mungkin mencari pelaku penganiayaan, pastinya akan kita usahakan," tukasnya.
Kekecewaan jelas terlihat diraut wajah Tommy. Selaku Ketua Pusamania, Tommy mengaku sempat emosi kala mengetahui salah satu suporter Persisam terluka akibat dianiaya.
"Padahal dalam setiap pertandingan antara Persisam Putra lawan Mitra Kukar di Samarinda, kami tidak pernah mengganggu kenyamanan suporter Mitra Kukar. Namun hal ini harus ditanggapi dengan kepala dingin, untuk itu kami lebih mengutamakan kesehatan korban (Iwan, Red)," Kata Tommy.
Selain itu, aparat kepolisian Polres Kukar yang melakukan pengamanan jalannya pertandingan sepak bola, juga dianggap represif.
"Pastinya saya sangat kecewa dengan kinerja aparat keamanan pertandingan. Hal ini juga menyangkut Panpel, yang jelas tidak siap dalam mengantisipasi membludaknya penonton kemarin. Kami berharap kedepannya, panpel maupun kepolisian bisa lebih maksimal lagi dalam menggelar setiap laga pertandingan," tandasnya. (oke/upi)