Hasil seri 1-1 melawan Persija di ajang Indonesia Super League, dipenuhi rasa kekecewaan kubu Arema Indonesia.
"Kami sedih dengan hasil ini," ungkap Joko Susilo, Pelatih Kepala, Arema Indonesia, Minggu (19/2/2012) malam usai anak asuhnya, ditahan imbang Persija Jakarta 1-1 dalam laga Indonesia Super League (ISL) di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Dengan wajah lesu, Joko mencoba tegar. Lelaki berperawakan kurus yang sukses mengantarkan Arema menjadi juara ISL bersama Robert Albert itu mengatakan, hasil seri ini bukan kesalahan pemain. Melainkan, tanggung jawab dirinya sebagai pelatih.
Menurutnya, Arema sangat respek dengan tim besar macam Persija. "Kami sedih. Kami menangis dengan hasil seri ini. Maaf jika kami tidak bisa memberikan poin maksimal," tegas Joko.
Dalam konfrensi pers seusai pertandingan, kesedihan Joko tak bisa memberikan tiga angka lantaran malam ini, belasan ribu aremania kembali memadati stadion kanjuruhan. Dengan atmosfir pertandingan yang seperti itu, ia sedih tidak bisa mempersembahkan pada Aremania tiga poin.
"Aremania sudah jauh-jauh datang dan memenuhi stadion. Tapi, hasilnya seri. Maaf aremania," paparnya.
Ia menjelaskan, ada banyak kekurangan pada timnya. Salah satunya, banyak pemain inti yang mengalami cedera. Tidak dimainkannya sejumlah pilar tim macam Boy Jati Asmara, Rodrigo Santoni dan juga Dicky Firasat, karena ketiga pemain diatas memang dalam kondisi cedera.
"Dicky masih cedera. Begitu juga dengan Rodrigo dan Boy. Sepanjang pertandingan, para pemain juga mengalami masalah pada otot kaki. Terutama Marcio," bebernya.
Joko menambahkan, meski bukan karena alasan itulah timnya ditahan seri Persija, banyaknya pemain cedera tidak ada pilihan lain untuknya dalam meramu komposisi tim. "Agung saya tarik keluar karena dia sudah tidak memungkinkan untuk terus bermain. Yang pasti, hasil seri ini menjadi tanggung jawab saya," pungkasnya. [yog/kun]
"Kami sedih dengan hasil ini," ungkap Joko Susilo, Pelatih Kepala, Arema Indonesia, Minggu (19/2/2012) malam usai anak asuhnya, ditahan imbang Persija Jakarta 1-1 dalam laga Indonesia Super League (ISL) di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Dengan wajah lesu, Joko mencoba tegar. Lelaki berperawakan kurus yang sukses mengantarkan Arema menjadi juara ISL bersama Robert Albert itu mengatakan, hasil seri ini bukan kesalahan pemain. Melainkan, tanggung jawab dirinya sebagai pelatih.
Menurutnya, Arema sangat respek dengan tim besar macam Persija. "Kami sedih. Kami menangis dengan hasil seri ini. Maaf jika kami tidak bisa memberikan poin maksimal," tegas Joko.
Dalam konfrensi pers seusai pertandingan, kesedihan Joko tak bisa memberikan tiga angka lantaran malam ini, belasan ribu aremania kembali memadati stadion kanjuruhan. Dengan atmosfir pertandingan yang seperti itu, ia sedih tidak bisa mempersembahkan pada Aremania tiga poin.
"Aremania sudah jauh-jauh datang dan memenuhi stadion. Tapi, hasilnya seri. Maaf aremania," paparnya.
Ia menjelaskan, ada banyak kekurangan pada timnya. Salah satunya, banyak pemain inti yang mengalami cedera. Tidak dimainkannya sejumlah pilar tim macam Boy Jati Asmara, Rodrigo Santoni dan juga Dicky Firasat, karena ketiga pemain diatas memang dalam kondisi cedera.
"Dicky masih cedera. Begitu juga dengan Rodrigo dan Boy. Sepanjang pertandingan, para pemain juga mengalami masalah pada otot kaki. Terutama Marcio," bebernya.
Joko menambahkan, meski bukan karena alasan itulah timnya ditahan seri Persija, banyaknya pemain cedera tidak ada pilihan lain untuknya dalam meramu komposisi tim. "Agung saya tarik keluar karena dia sudah tidak memungkinkan untuk terus bermain. Yang pasti, hasil seri ini menjadi tanggung jawab saya," pungkasnya. [yog/kun]