Persipura Jayapura mendukung digelarnya Rapat Akbar Forum Pengprov Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang akan dilangsungkan di Jakarta, Ahad, 18 Desember 2011.
Tim kebanggaan Papua itu menyatakan siap sebagai klub yang pertama bersuara untuk mendongkel Djohar Arifin dari tampuk kepemimpinan PSSI saat ini. “Ya siap, KLB bagi kita harga mati, sudah pasti Djohar harus diganti,” kata La Sya, Ketua Harian Persipura Jayapura, Jumat, 16 Desember 2011.
Menurut dia, tak ada alasan lagi bagi Djohar dan kawan-kawannya untuk bertahan. “Bagi kita basah, basalah sekalian, tidak ada tawar menawar lagi. Kita sudah pilih LSI (Liga Super Indonesia) dan akan tetap di LSI,” ujarnya.
Persipura juga berharap rapat akbar tersebut berjalan lancar dan menghasilkan putusan yang dapat diterima. “Saya sudah di Jakarta, ada dua dari Persipura yang hadir dalam rapat ini, ketua harian dan sekertaris umum Persipura,” kata dia.
Rapat yang akan mengevaluasi kepemimpinan Djohar itu digagas forum 29 pengurus PSSI tingkat provinsi yang menamakan diri sebagai Forum Pengprov PSSI. Forum tersebut mengklaim dapat menghadirkan 496 dari 580 anggota PSSI.
Forum mencatat setidaknya 10 hal telah dilanggar Djohar Arifin sejak terpilih sebagai ketua umum PSSI Juli lalu. Salah satunya menggulirkan kompetisi LPI di luar dari statuta. “Kita optimis dapat sampai ke KLB, memang ini saatnya mengubah yang salah selama ini,” katanya.
Fernando Fairyo, pengamat sepak bola di Papua menegaskan akibat perpecahan kompetisi, persepakbolaan Tanah Air kini disoroti dunia luar. “Ini juga telah berimbas pada pemain, tim, sponsor, suporter dan seluruhnya yang berkaitan dengan bola, kita akan mengulang kembali masa buruk PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid,” ujarnya.
Ia melihat rencana KLB sebagai sesuatu yang tepat untuk menyelesaikan gejolak dualism liga. “Mau tidak mau harus begitu, harus ada KLB, dan satu pihak harus mengalah. Kita ikuti aturan sesuai hasil kongres dan statuta, itu saja.”
JERRY OMONA
Tim kebanggaan Papua itu menyatakan siap sebagai klub yang pertama bersuara untuk mendongkel Djohar Arifin dari tampuk kepemimpinan PSSI saat ini. “Ya siap, KLB bagi kita harga mati, sudah pasti Djohar harus diganti,” kata La Sya, Ketua Harian Persipura Jayapura, Jumat, 16 Desember 2011.
Menurut dia, tak ada alasan lagi bagi Djohar dan kawan-kawannya untuk bertahan. “Bagi kita basah, basalah sekalian, tidak ada tawar menawar lagi. Kita sudah pilih LSI (Liga Super Indonesia) dan akan tetap di LSI,” ujarnya.
Persipura juga berharap rapat akbar tersebut berjalan lancar dan menghasilkan putusan yang dapat diterima. “Saya sudah di Jakarta, ada dua dari Persipura yang hadir dalam rapat ini, ketua harian dan sekertaris umum Persipura,” kata dia.
Rapat yang akan mengevaluasi kepemimpinan Djohar itu digagas forum 29 pengurus PSSI tingkat provinsi yang menamakan diri sebagai Forum Pengprov PSSI. Forum tersebut mengklaim dapat menghadirkan 496 dari 580 anggota PSSI.
Forum mencatat setidaknya 10 hal telah dilanggar Djohar Arifin sejak terpilih sebagai ketua umum PSSI Juli lalu. Salah satunya menggulirkan kompetisi LPI di luar dari statuta. “Kita optimis dapat sampai ke KLB, memang ini saatnya mengubah yang salah selama ini,” katanya.
Fernando Fairyo, pengamat sepak bola di Papua menegaskan akibat perpecahan kompetisi, persepakbolaan Tanah Air kini disoroti dunia luar. “Ini juga telah berimbas pada pemain, tim, sponsor, suporter dan seluruhnya yang berkaitan dengan bola, kita akan mengulang kembali masa buruk PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid,” ujarnya.
Ia melihat rencana KLB sebagai sesuatu yang tepat untuk menyelesaikan gejolak dualism liga. “Mau tidak mau harus begitu, harus ada KLB, dan satu pihak harus mengalah. Kita ikuti aturan sesuai hasil kongres dan statuta, itu saja.”
JERRY OMONA