Persipura Jayapura memastikan tak akan memberikan pemainnya untuk bergabung bersama tim nasional Indonesia. Punggawa Persipura yang pernah memperkuat timnas, di antaranya Boaz Salossa, Titus Bonai, Ian Luis Kabes, Lukas Mandowen, dan Stevie Bonsapia.
“Kalau dilarang, kita tidak akan berikan pemain kita. Itu lebih baik daripada kita terus direpotkan dengan permintaan yang datang dari timnas,” kata La Sya, Ketua Harian Persipura Jayapura, Jumat, 9 Desember 2011.
Ia mengatakan, PSSI telah salah berucap. Sebelumnya, Penanggung Jawab Timnas, Benhard Limbong, menyatakan seluruh warga negara Indonesia berhak memperkuat timnas. Namun, pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan perkataan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di acara workshop Divisi Utama, di Hotel Kartika Chandra, Kamis, 8 Desember 2011. “Djohar melarang bermain, sementara Limbong tidak. Ini kan berbeda, tidak tahu mana yang benar dari keduanya. Ini seperti ada sesuatu,” kata Sya.
Menurutnya, pelarangan bermain sebenarnya menguntungkan Persipura. “Yang rugi itu timnas, bukan kita. Pemain kita tetap di klub dan bisa bermain tanpa harus bolak-balik ke timnas,” katanya.
Pelarangan seperti pernyataan PSSI diputuskan berdasarkan Statuta FIFA. Statuta pasal 79 menegaskan pertandingan melawan tim yang pemainnya tidak berasal dari satu klub atau satu liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah terlarang. “Ya, silakan saja. Kita tidak mungkin balik ke IPL agar pemain kita bisa bermain di timnas. Saat ini fokus kita adalah ISL,” ujarnya lagi.
Persipura awalnya merupakan bagian dari Indonesian Premier League. Menurut La Sya, sejumlah klub termasuk Persipura memilih keluar karena merasa tak ada niat baik PSSI menyelesaikan masalah sepak bola Indonesia. "Kalau ada sanksi PSSI, kita pasti akan lawan,” ujarnya.
JERRY OMONA.tempo
“Kalau dilarang, kita tidak akan berikan pemain kita. Itu lebih baik daripada kita terus direpotkan dengan permintaan yang datang dari timnas,” kata La Sya, Ketua Harian Persipura Jayapura, Jumat, 9 Desember 2011.
Ia mengatakan, PSSI telah salah berucap. Sebelumnya, Penanggung Jawab Timnas, Benhard Limbong, menyatakan seluruh warga negara Indonesia berhak memperkuat timnas. Namun, pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan perkataan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di acara workshop Divisi Utama, di Hotel Kartika Chandra, Kamis, 8 Desember 2011. “Djohar melarang bermain, sementara Limbong tidak. Ini kan berbeda, tidak tahu mana yang benar dari keduanya. Ini seperti ada sesuatu,” kata Sya.
Menurutnya, pelarangan bermain sebenarnya menguntungkan Persipura. “Yang rugi itu timnas, bukan kita. Pemain kita tetap di klub dan bisa bermain tanpa harus bolak-balik ke timnas,” katanya.
Pelarangan seperti pernyataan PSSI diputuskan berdasarkan Statuta FIFA. Statuta pasal 79 menegaskan pertandingan melawan tim yang pemainnya tidak berasal dari satu klub atau satu liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah terlarang. “Ya, silakan saja. Kita tidak mungkin balik ke IPL agar pemain kita bisa bermain di timnas. Saat ini fokus kita adalah ISL,” ujarnya lagi.
Persipura awalnya merupakan bagian dari Indonesian Premier League. Menurut La Sya, sejumlah klub termasuk Persipura memilih keluar karena merasa tak ada niat baik PSSI menyelesaikan masalah sepak bola Indonesia. "Kalau ada sanksi PSSI, kita pasti akan lawan,” ujarnya.
JERRY OMONA.tempo