Gol kemenangan Indonesia dicetak oleh penyerang Patrice Wanggai pada menit ke-61 melalui proses freekick. Sementara gol kedua dicetak Titus Bonai di masa injury time menit ke-89 setelah sepakannya membentur salah satu pemain belakang Vietnam.
Dengan kemenangan ini Indonesia dipastikan berjumpa dengan Malaysia yang dipertandingan sebelumnya mengalahkan Myanmar dengan skor tipis 1-0. Laga pamungkas ini akan dihelat pada Senin (21/11).
Final Sea Games tahun ini dipastikan memanas dengan perseteruan kedua tim yang tak pernah berakhir. Malaysia selama ini selalu dianggap musuh bebuyutan Indonesia. Laga ini juga akan jadi ajang balas dendam Indonesia yang kalah dari Malaysia di partai final AFF 2010 lalu.
Melihat panasnya partai final nanti, pelatih timnas U-23 Indonesia, Rahmad Darmawan, mengingatkan anak asuhnya sejak dini agar mewaspadai Malaysia yang di sempat mengalahkan Indonesia 1-0 di partai terakhir babak penyisihan grup A.
Rahmad memohon dukungan kepada semua pihak terutama media agar tak terlalu memberi pujian berlebihan kepada Oktovianus Maniani dan kawan-kawan. "Ini belum selesai, teman-teman kami minta tolong jangan terlalu dibesar-besarkan kemenangan ini, pemain juga jangan terlalu dipuji karena kami belum memberikan juara buat Indonesia, kami belum membuktikan bisa menang melawan Malaysia," kata Rahmad saat jumpa pers usai pertandingan.
Mental pasukan Garuda Muda Indonesia memang masih sangat labil. Sedikit mendapat pujian, para pemain kadang terlena dengan pujian tersebut hingga memberi dampak besar terhadap performa mereka di lapangan.
"Malam ini saya akan bicara sama pemain agar melupakan pertandingan malam ini. Saya mau pemain istirahat dengan baik wajib istirahat dengan baik dan kami akan memulai latihan besok sore di hotel Sultan mulai jam 4," ujar Rahmad.
Rahmad menjelaskan pertandingan melawan Vietnam sangat menguras tenaga para pemain Indonesia. Ini dikarenakan Indonesia menerapkan taktik high pressure terhadap Vietnam. Dampak dari taktik tersebut berkonsekwensi pada terkurasnya energi pemain.
"Kami memperagakan permainan dengan pressing football dan tidak memberi lawan memberi kesempatan. Kami melakukan itu setelah melihat empat rekaman pertandingan Vietnam, mereka sangat kuat dalam penguasaan posisi. Kami bermain dengan energi lebih karena pressing football pasti memberikan resiko, kami melakukan ini dengan berbagai pertimbangan, saat ini merasa resah karena jujur saja pressing football sangat menguras tenaga dan hari ini saya harus menghitung masa recovery untuk pertandingan final," tambah Rahmad.
Rahmad juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para pemain yang berjuang keras menghabisi perlawanan vietnam. Meski demikian, mantan pelatih Sriwijaya FC dan Persija Jakarta ini berharap laga melawan Vietnam adalah partai klimaks dari penampilan terbaik timnya.