Hal tersebut, bukan tidak mungkin juga terjadi di ajang SEA Games XXVI, dimana empat tim kandidat juara (Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Myanmar) telah lolos ke semifinal. Khusus bagi Indonesia, target emas telah dicanangkan melalui Federasi tertinggi sepakbola Indonesia, PSSI. Oleh karena itu, sejak dini, PSSI melalui penanggungjawab timnas Bernhard Limbong mengaku telah mengantisipasi adanya mafia judi, yang bisa saja merugikan timnas U-23.
"Memang sepakbola penuh dengan lika-liku permainan kotor," kata Limbong di kantor PSSI, Jumat (18/11/2011).
Walhasil, untuk mengantisipasinya, PSSI telah menyiapkan banyak orang untuk menjaga menetralisir segala gangguan terhadap punggawa timnas U-23. Gaya intelijen juga telah disiapkan oleh PSSI.
"Saya sendiri juga menunggu di hotel mereka. Kami juga menempatkan orang-orang kami yang mengawasi seluruh pergerakan yang mencurigakan," imbuhnya.
Bahkan, tak segan-segan, beberapa pengawas punggawa timnas diinstruksikan untuk berpur-pura sebagai tamu yang ingin menginap di hotel yang menjadi home base Egi Melgiansyah cs.
"Kalah atau menang adalah hal yang wajar jika permainan dilakukan dengan fair play. Tapi kita tidak bisa menerima jika kekalahan itu terjadi akibat praktek itu," tegasnya.
"Untuk itu saya minta dengan hormat kepada semuanya, agar tetap mendukung timnas U-23 untuk meraih emas," tukasnya.