Kegagalan striker tim nasional Indonesia U-23, Ferdinand Sinaga, mengeksekusi penalti di laga final sepakbola SEA Games XXVI sangat disayangkan oleh mantan punggawa timnas, Sarman Panggabean.
Senin malam, 21 November 2011, di tengah gemuruhnya suara ribuan pendukung Merah Putih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ferdinand yang ditunjuk sebagai eksekutor pamungkas, gagal menaklukkan kiper timnas Malaysia Che Mat Khairul Fahmi. Arah bola Ferdinand ke kanan gawang bisa dibaca Che Mat.
Indonesia takluk 3-4 dalam drama adu penalti dari Malaysia setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Sebelumnya bek Gunawan Dwi Cahyo lebih dulu gagal lantaran bola membentur tiang kanan gawang. Praktis, Malaysia sukses mempertahankan gelar juara SEA Games yang sebelumnya diraih di Laos pada 2009 lalu.
Sebagai mantan punggawa timnas, Sarman mengaku kecewa dengan kekalahan tim besutan Rahmad Darmawan ini. Ia menyangkan kegagalan Ferdinand mengeksekusi penalti.
"Ferdinand sudah menyalahi rumus penalti. Rumus mengeksekusi penalti itu diagonal, bukan berdiri satu garis dengan bola dan kiper," ujar Sarman saat ditemui di depan kantor PSSI, usai pertandingan.
"Sebenarnya itu teknik dasar pelatih, tapi saya tidak menyalahkan pelatih. Mungkin Ferdinand lalai dan yang disayangkan kenapa tendangannya pelan," tambahnya.
Lebih lanjut, Sarman mempertanyakan keputusan pelatih menunjuk pemain belakang sebagai algojo. Terlebih, setelah Gunawan terbukti gagal mengeksekusi tendangan.
"Tidak ada rumus pemain belakang mencetak gol. Kalau penalti ya utamakan penyerang, pemain belakang itu pilihan keempat atau kelima. Tapi sekali lagi, saya bukan menyalahkan pelatih," jelas mantan bintang PSMS Medan ini.
Menurut Sarman, para pemain Malaysia sudah mengalami kelelahan fisik di babak kedua perpanjangan waktu. Hanya saja, lanjut Sarman, keadaan itu tidak mampu dimanfaatkan oleh Titus Bonai cs.
"Sebenarnya para pemain Malaysia sudah ambruk, tapi kita ragu-ragu memberi tekanan. Malaysia juga terlihat sudah menyerah secara strategi dan mengandalkan adu penalti," tegas Sarman, yang saat ini terdaftar sebagai Anggota Komite Studi dan Strategis PSSI.
Selain itu, Sarman juga mengkritik kinerja wasit yang memimpin laga, Tojo Minoru. Ia tak segan mengkliam wasit asal Jepang itu memihak Malaysia dan sengaja merugikan Indonesia.
Senin malam, 21 November 2011, di tengah gemuruhnya suara ribuan pendukung Merah Putih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ferdinand yang ditunjuk sebagai eksekutor pamungkas, gagal menaklukkan kiper timnas Malaysia Che Mat Khairul Fahmi. Arah bola Ferdinand ke kanan gawang bisa dibaca Che Mat.
Indonesia takluk 3-4 dalam drama adu penalti dari Malaysia setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Sebelumnya bek Gunawan Dwi Cahyo lebih dulu gagal lantaran bola membentur tiang kanan gawang. Praktis, Malaysia sukses mempertahankan gelar juara SEA Games yang sebelumnya diraih di Laos pada 2009 lalu.
Sebagai mantan punggawa timnas, Sarman mengaku kecewa dengan kekalahan tim besutan Rahmad Darmawan ini. Ia menyangkan kegagalan Ferdinand mengeksekusi penalti.
"Ferdinand sudah menyalahi rumus penalti. Rumus mengeksekusi penalti itu diagonal, bukan berdiri satu garis dengan bola dan kiper," ujar Sarman saat ditemui di depan kantor PSSI, usai pertandingan.
"Sebenarnya itu teknik dasar pelatih, tapi saya tidak menyalahkan pelatih. Mungkin Ferdinand lalai dan yang disayangkan kenapa tendangannya pelan," tambahnya.
Lebih lanjut, Sarman mempertanyakan keputusan pelatih menunjuk pemain belakang sebagai algojo. Terlebih, setelah Gunawan terbukti gagal mengeksekusi tendangan.
"Tidak ada rumus pemain belakang mencetak gol. Kalau penalti ya utamakan penyerang, pemain belakang itu pilihan keempat atau kelima. Tapi sekali lagi, saya bukan menyalahkan pelatih," jelas mantan bintang PSMS Medan ini.
Menurut Sarman, para pemain Malaysia sudah mengalami kelelahan fisik di babak kedua perpanjangan waktu. Hanya saja, lanjut Sarman, keadaan itu tidak mampu dimanfaatkan oleh Titus Bonai cs.
"Sebenarnya para pemain Malaysia sudah ambruk, tapi kita ragu-ragu memberi tekanan. Malaysia juga terlihat sudah menyerah secara strategi dan mengandalkan adu penalti," tegas Sarman, yang saat ini terdaftar sebagai Anggota Komite Studi dan Strategis PSSI.
Selain itu, Sarman juga mengkritik kinerja wasit yang memimpin laga, Tojo Minoru. Ia tak segan mengkliam wasit asal Jepang itu memihak Malaysia dan sengaja merugikan Indonesia.