Seorang sudah pasti merasa kecewa jika eksekusi tendangan penaltinya ternyata mampu ditepis oleh penjaga gawang lawan. Apalagi, tendangan itu adalah tendangan penentuan kemenangan kedua tim.
Adalah Ferdinand Alfred Sinaga yang harus menerima kenyataan seperti itu. Tendangan penaltinya sangat mudah dibaca oleh penjaga gawang Malaysia, Che Mat Khairul Fahmi. Walhasil deraian air mata tak bisa dibendung akibat kekecewaan mendalam.
Setelah pertandingan, Ferdinand tak bisa bicara banyak. Isak tangis selalu mewarnai selama penyerahan medali di Stadion Utama GBK. Tundukan kepala dan linangan air mata selalu menghias dari raut wajahnya menandakan ketidakpercayaan karena gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Pemain yang biasanya periang ini, berubah menjadi seorang pendiam tanpa kata. Tak ada hal yang dibicarakan selama prosesi penyerahan medali kecuali hanya menangis dan kadang merengek untuk meminta maaf kepada rekannya.
Salah satunya kepada Patrich Wanggai. Setelah disemat medali perak, seluruh skuad Garuda Muda langsung meninggalkan stage untuk bergegas pulang. Namun pemain yang baru saja dikaruniai seorang anak, langsung mendatangi Wanggai yang dibekap cidera (Wanggai diganti pada babak kedua) dan memeluknya.
Melihat rekannya, Wanggai menunjukkan sikap yang bijak kepada rekannya. "Sudah tidak apa-apa. Santai saja," kata Wanggai menyemangati Ferdinand sambil mengelus kepala Ferdinand.
Moment tersebut tidak berlangsung lama. Setelah itu, seluruh pemain menuju ruang ganti untuk bersiap kembali ke hotel. Ferdinand terlebih dahulu meninggalkan lapangan, sementara Wanggai harus dibopong karena cidera.
Sebelum menaiki bus, tak ada teriakan dan aksi kocak dari seorang pemain yang memiliki tato di lengan kirinya ini, seperti yang ditunjukkan pada pertandingan sebelumnya. Hanya tiga kata yang sempat ia sampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia."Saya minta maaf," selorohnya.
Meski gagal merealisasikan emas yamg telah dicanangkan, permainan Garuda Muda sangat atraktif. Secara keseluruhan, permaianan anak asuh Rahmad Darmawan ini sangat menghibur. Terbukti, puluhan ribu suporter rela untuk berdesakan demi mendukung Egi Melgiansyah cs secara langsung di Stadion Utama GBK. Walaupun hanya meraih emas, totalitas dan perjuangan mereka tidak akan pernah terlupakan.