
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengambil tindakan terkait dualisme penyelenggara kompetisi kasta tertinggi sepakbola tanah air.
Seperti diketahui, Indonesia Premier League (IPL) sudah digulirkan PT Liga Prima Indonesia Suportindo (LPIS) di bawah naungan PSSI. Sementara itu, Indonesia Super League (ISL) siap digelar PT Liga Indonesia (LI) mulai Kamis, 1 Desember 2011.
Terkait dualisme ini, BOPI mengambil keputusan selaku lembaga yang memiliki kewenangan terhadap pembinaan seluruh cabang olahraga profesional di Indonesia, termasuk sepakbola.
Menurut keterangan Ketua Harian BOPI Haryo Yuniarto, baik PT LPIS maupun PT LI sudah mengajukan permohonan penyelenggaraan kompetisi sepakbola profesional. Haryo sekaligus mengklarifikasi kekeliruan informasi, yang menyebutkan Surat Keputusan Ketua Umum BOPI Nomor 015 Tanggal 5 November 2011 seolah-olah membatasi penyelenggaraan kompetisi sepakbola profesional.
"SK tidak membatasi sama sekali dan belum dicabut, jadi hanya penegasan saja. Saya pastikan PT LPIS bukan satu-satunya penyelenggara," ujar Haryo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa 29 November 2011.
"Terkait surat BOPI kepada pihak kepolisian pada 7 November, informasinya seolah-olah hanya mengakui IPL. Sebenarnya kami ingin pihak kepolisian mendapat penegasan bahwa PT LI diberikan izin untuk menyelenggarakan pertandingan," paparnya.
Lebih lanjut, Haryo memastikan bahwa PT LI sudah mengajukan proposal permohonan pada 25 November lalu. Saat ini, BOPI hanya tinggal mengetuk palu untuk memberikan izin penyelenggaraan ISL.
"Hari ini sudah diproses, hanya menunggu tanda tangan Ketua Umum (Gordon Mogot) atau diwakilkan tanda tangan saya. BOPI akan keluarkan rekomendasi dan ISL legal," tegas Haryo.
Ia menambahkan, BOPI akan melakukan komunikasi dengan pengurus PSSI, demi kondisi sepakbola tanah air yang lebih baik. BOPI juga tak segan mengimbau PSSI jika FIFA mengharuskan memilih satu kompetisi yang diperbolehkan bergulir.
"Kami memang tidak masuk ranah teknis regulasi," kata dia. Tapi kalau FIFA meminta untuk memilih, PSSI harus melakukan itu. Diakui atau tidak, kembali pada aturan FIFA. Intinya, pemerintah tidak boleh membatasi masyarakat melakukan kegiatan olahraga.
"Mengenai pembinaan sepakbola, BOPI sangat menghormati PSSI. Terkait penyelenggaraan kegiatan sepakbola, peran BOPI tidak kecil. Untuk saat ini, BOPI tidak ingin melakukan penekanan karena pengurus PSSI masih baru dan sedang mencoba format-format kompetisi yang pas," jelasnya.
Yang sangat disayangkan, menurut Haryo lagi, klub-klub yang siap berlaga di ISL merupakan anggota PSSI. "Mereka merasa di PSSI belum sesuai aturan karena ada klub yang tiba-tiba masuk. Dari sisi pembinaan itu tidak bisa."
"Mudah-mudahan setelah saya dialog dengan Ketua Umum PSSI Prof. Johar, keadaannya akan lebih baik lagi," tutupnya. (umi)
Seperti diketahui, Indonesia Premier League (IPL) sudah digulirkan PT Liga Prima Indonesia Suportindo (LPIS) di bawah naungan PSSI. Sementara itu, Indonesia Super League (ISL) siap digelar PT Liga Indonesia (LI) mulai Kamis, 1 Desember 2011.
Terkait dualisme ini, BOPI mengambil keputusan selaku lembaga yang memiliki kewenangan terhadap pembinaan seluruh cabang olahraga profesional di Indonesia, termasuk sepakbola.
Menurut keterangan Ketua Harian BOPI Haryo Yuniarto, baik PT LPIS maupun PT LI sudah mengajukan permohonan penyelenggaraan kompetisi sepakbola profesional. Haryo sekaligus mengklarifikasi kekeliruan informasi, yang menyebutkan Surat Keputusan Ketua Umum BOPI Nomor 015 Tanggal 5 November 2011 seolah-olah membatasi penyelenggaraan kompetisi sepakbola profesional.
"SK tidak membatasi sama sekali dan belum dicabut, jadi hanya penegasan saja. Saya pastikan PT LPIS bukan satu-satunya penyelenggara," ujar Haryo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa 29 November 2011.
"Terkait surat BOPI kepada pihak kepolisian pada 7 November, informasinya seolah-olah hanya mengakui IPL. Sebenarnya kami ingin pihak kepolisian mendapat penegasan bahwa PT LI diberikan izin untuk menyelenggarakan pertandingan," paparnya.
Lebih lanjut, Haryo memastikan bahwa PT LI sudah mengajukan proposal permohonan pada 25 November lalu. Saat ini, BOPI hanya tinggal mengetuk palu untuk memberikan izin penyelenggaraan ISL.
"Hari ini sudah diproses, hanya menunggu tanda tangan Ketua Umum (Gordon Mogot) atau diwakilkan tanda tangan saya. BOPI akan keluarkan rekomendasi dan ISL legal," tegas Haryo.
Ia menambahkan, BOPI akan melakukan komunikasi dengan pengurus PSSI, demi kondisi sepakbola tanah air yang lebih baik. BOPI juga tak segan mengimbau PSSI jika FIFA mengharuskan memilih satu kompetisi yang diperbolehkan bergulir.
"Kami memang tidak masuk ranah teknis regulasi," kata dia. Tapi kalau FIFA meminta untuk memilih, PSSI harus melakukan itu. Diakui atau tidak, kembali pada aturan FIFA. Intinya, pemerintah tidak boleh membatasi masyarakat melakukan kegiatan olahraga.
"Mengenai pembinaan sepakbola, BOPI sangat menghormati PSSI. Terkait penyelenggaraan kegiatan sepakbola, peran BOPI tidak kecil. Untuk saat ini, BOPI tidak ingin melakukan penekanan karena pengurus PSSI masih baru dan sedang mencoba format-format kompetisi yang pas," jelasnya.
Yang sangat disayangkan, menurut Haryo lagi, klub-klub yang siap berlaga di ISL merupakan anggota PSSI. "Mereka merasa di PSSI belum sesuai aturan karena ada klub yang tiba-tiba masuk. Dari sisi pembinaan itu tidak bisa."
"Mudah-mudahan setelah saya dialog dengan Ketua Umum PSSI Prof. Johar, keadaannya akan lebih baik lagi," tutupnya. (umi)