Materi pemain baru PSMS Medan yang direkrut untuk diseleksi, dinilai tidak layak berkompetisi di level satu musim depan. Pasalnya, mayoritas pemain berasal dari kasta kedua, yakni Divisi Utama musim lalu.
Akibatnya sejumlah penggemar sepakbola di Kota Medan khawatir PSMS hanya akan menjadi tim penggembira, alias tampil apa adanya di panggung bergengsi sepakbola nasional.
PSMS sudah mendatangkan sejumlah pemain dari Persipasi Bekasi, Persita Tangerang, PSAP Sigli, dan Semarang United. Mayoritas pemain itu belum pernah mencicipi sengitnya kompetisi di kasta tertinggi. Hal ini diprediksi bakal menciutkan ekspektasi pecinta Ayam Kinantan.
Diantara pihak yang mengkhawatirkan hal itu adalah kelompok suporter PSMS, SMeCK Hooligan. Wahyudinata Simangunsong, Ketua SMeCK yang langsung mengamati permainan pemain seleksi mengungkapkan kekhawatirannya tersebut. Menurutnya, derajat kualitas fundamental skill mayoritas pemain masih berada di garis rata-rata.
"Skill dribling, speed dan kontrol terlihat biasa, bahkan kurang. Tidak ada penampilan yang menonjol. Khawatir juga jika kemampuan pemain pas-pasan. Semoga ini karena mereka sedang menyesuaikan diri. Kalau tidak ada perkembangan hingga beberapa minggu ke depan, bisa fatal juga," ujarnya.
Sementara Plt Ketua Umum PSMS, Idris menampik asumsi tersebut. Ia berkilah meski dibesarkan di klub-klub yang bertarung di kasta kedua, tetapi pemain yang diseleksi tidak diragukan kualitasnya.
"Perlu dicatat bahwa mereka adalah pemain terbaik di klubnya masing-masing. Keliru anggapan yang menyebutkan mereka tidak kompetitif. PSMS serius mempersiapkan tim, jadi bukan rekrut sembarangan. Rekam jejak mereka juga sudah kita pantau sejak lama," ucapnya.
Akibatnya sejumlah penggemar sepakbola di Kota Medan khawatir PSMS hanya akan menjadi tim penggembira, alias tampil apa adanya di panggung bergengsi sepakbola nasional.
PSMS sudah mendatangkan sejumlah pemain dari Persipasi Bekasi, Persita Tangerang, PSAP Sigli, dan Semarang United. Mayoritas pemain itu belum pernah mencicipi sengitnya kompetisi di kasta tertinggi. Hal ini diprediksi bakal menciutkan ekspektasi pecinta Ayam Kinantan.
Diantara pihak yang mengkhawatirkan hal itu adalah kelompok suporter PSMS, SMeCK Hooligan. Wahyudinata Simangunsong, Ketua SMeCK yang langsung mengamati permainan pemain seleksi mengungkapkan kekhawatirannya tersebut. Menurutnya, derajat kualitas fundamental skill mayoritas pemain masih berada di garis rata-rata.
"Skill dribling, speed dan kontrol terlihat biasa, bahkan kurang. Tidak ada penampilan yang menonjol. Khawatir juga jika kemampuan pemain pas-pasan. Semoga ini karena mereka sedang menyesuaikan diri. Kalau tidak ada perkembangan hingga beberapa minggu ke depan, bisa fatal juga," ujarnya.
Sementara Plt Ketua Umum PSMS, Idris menampik asumsi tersebut. Ia berkilah meski dibesarkan di klub-klub yang bertarung di kasta kedua, tetapi pemain yang diseleksi tidak diragukan kualitasnya.
"Perlu dicatat bahwa mereka adalah pemain terbaik di klubnya masing-masing. Keliru anggapan yang menyebutkan mereka tidak kompetitif. PSMS serius mempersiapkan tim, jadi bukan rekrut sembarangan. Rekam jejak mereka juga sudah kita pantau sejak lama," ucapnya.