
Persebaya yang berkiprah di Divisi Utama PSSI akhirnya melakukan merger dengan Persebaya 1927, yang berkiprah di liga yang baru berjalan Januari lalu itu. LPI sendiri akhirnya dihentikan saat belum genap semusim.
Kesulitan PSSI untuk mencarikan tempat bagi LPI dalam struktur kompetisi PSSI menjadi alasan badan sepak bola nasional itu memutuskan menghentikan LPI. Keputusan ini membuat klub maupun pemain eks-LPI kelimpungan mencari cara untuk menjaga eksistensi mereka.
Seperti Persebaya 1927, merger dengan klub anggota PSSI menjadi pilihan yang sangat menguntungkan bagi klub LPI. Sebab tanpa status keanggotaan, mereka tidak bisa mengikuti kompetisi PSSI. Dengan merger, klub-klub LPI dengan instan mendapatkan status keanggotaan, tanpa harus melalui proses pendaftaran dan pengangkatan lewat kongres tahunan.
Untuk Persebaya, setelah merger terjadi, tampaknya pengurus Persebaya versi LPI pimpinan CEO Persebaya 1927 Llano Mahardika yang mengambil kendali.
Rabu (24/8/11), Llano mengumumkan bahwa Divaldo Alves, mantan pelatih Minangkabau FC, klub LPI yang telah merger dengan Persik Kediri, 90 persen akan menjadi pengganti Aji Santoso. Aji memilih meneruskan pekerjaan sebagai asisten pelatih timnas U-23 di bawah kendali pelatih kepala Rahmad Darmawan.
"Mudah-mudahan awal September dia sudah bisa bergabung dengan tim," ujar Llano.
Hal ini mendapat tentangan dari para bonek. "Kalau melihat sepintas karier kepelatihannya, ya ngak layak lah dia jadi pelatih Persebaya. Masih banyak pelatih nasional yang berkualitas," ucap salah satu pentolan Bonek, Sinyo Devara, Kamis (25/8/2011) siang.
Alves juga tidak berprestasi di Indonesia. Ia pernah dipecat di Persijap dan kurang sukses di Minangkabau FC. "Sudah jelas track record-nya tidak bagus, kenapa harus dibawa ke Persebaya yang notabene tim besar?" Siti Nasyi'ah, dedengkot Bonita (Bonek wanita) menambahkan.
Selain Alves, Llano juga mengumumkan akan merekrut dua pemain gaek eks-LPI, Lee Hendrie (34) serta mantan pemain timnas Brasil Amaral (38).
“Insya Allah,” ujarnya saat ditanya kemungkinan merekrut kedua pemain ini. “Tetapi belum 100 persen.”
Skil keduanya memang masih tersisa. Namun tak bisa dipungkiri, kecepatan keduanya sudah sangat berkurang. Karakter ini tentu kurang cocok jika dibandingkan amunisi muda Bajul Ijo, seperti Andik Vermansyah yang menjadi punggawa timnas Indonesia U-23, Taufik maupun Rendi Irawan.
Skuad yang dimiliki Persebaya saat ini sendiri memang mayoritas diisi pemain Persebaya 1927, namun skuad ini adalah skuad yang sebelumnya berkiprah di Divisi Utama kompetisi PSSI, sebelum Bajul Ijo terpecah.