Yunus Nusi, salah satu anggota K-78, menjamin skenario serupa tidak akan terjadi di Kongres Solo. “Kami akan patuhi aturan. Namun, kami mohon KN (Komite Normalisasi) juga menghargai hak kami daerah sebagai peserta,'' kata Yunus Nusi.
Berangkat dari pengalaman Kongres sebelumnya, manuver K-78 mampu membuat kongres bubar. Kongres pertama di Riau batal terlaksana akibat peserta yang menerobos arena kongres. Sedangkan, kongres di Jakarta pada Mei lalu terhenti di tengah jalan akibat mengalami kebuntuan saat sidang.
K-78 juga menerima keputusan final FIFA yang tetap melarang pencalonan George dan Arifin dalam Kongres PSSI di Solo pada 9 Juli mendatang. Mereka akhirnya hanya bisa pasrah menerima keputusan FIFA tersebut.
Yunus Nusi mengatakan bahwa pihaknya tidak punya pilihan lain kecuali menuruti keputusan FIFA. Dia pribadi yang mewakili Kalimantan Timur itu lebih memilih untuk menyelesaikan kongres dengan atau tanpa George dan Arifin. “Kita juga capek kalau begini-begini terus. Sudah lah, kami sudah pasrah,” katanya.