Kesempatan terakhir bagi PSSI untuk membentuk kepengurusan baru dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Solo, 9 Juli mendatang tidak akan disia-siakan oleh Komite Normalisasi (KN). Komite bentukan FIFA itu siap menggelar dan menyukseskan perhelatan KLB PSSI.
Nah, demi kesuksesan dan kelancaran dalam KLB PSSI mendatang, KN berencana bakal menerapkan sistem pelaksanaan kongres yang berbeda dari agenda PSSI sebelumnya. Salah satunya adalah dengan mengadopsi sistem pemilihan presiden FIFA.
Sistem pemilihan yang dimaksud KN adalah menerapkan pemilihan ketua umum (Ketum), wakil ketua umum (Waketum), dan anggota executive committee (Exco) dengan e-voter (electronic voter). Calon Ketum PSSI ada 18 orang, calon Waketum PSSI ada 16 orang, sedangkan calon anggota Exco PSSI ada 51 orang.
"Ada baiknya jika kita (KN) menerapkan sistem pemilihan dengan e-voter. Selain hasilnya akurat, pemilik hak suara sama-sama tidak akan tahu siapa calon yang dipilih pemegang hak suara lainnya," kata Ketua KN PSSI Agum Gumelar di Solo.
KN tidak hanya akan menerapkan sistem e-voter dalam KLB PSSI nanti. Beberapa sistem baru juga diadopsi dalam pemilihan kepengurusan baru PSSI periode 2011-2015 mendatang. Sesuai dengan agenda pemilihan Presiden FIFA 1 Juni lalu, tiap pemilik hak suara yang ingin memberikan interupsi wajib mengisi formulir khusus sebelum kongres. Jika ada peserta yang belum mengisi formulir, tidak diperkenankan untuk memberikan interupsi.
Dari 202 peserta KLB nanti, peserta diwajibkan membawa ID (identitas diri) khusus yang dilengkapi foto. Sebanyak 101 peserta adalah pemilik hak suara, sedangkan 101 lainnya hanya sebatas pendamping. ID khusus tersebut juga akan dibedakan antara pemilih hak suara dengan pendamping.
"Pemilik hak suara yang ingin menyuarakan pendapatnya harus mengisi formulir dulu sebelum kongres nanti. Jika mereka ingin interupsi tapi di formulirnya tidak terdata, tidak akan kami perkenankan. Langkah ini coba kami terapkan demi kesuksesan dan kelancaran kongres," jelas Agum Gumelar. (ali/fer/)