Grup Bakrie hingga kini masih mencari azas legalitas terhadap rencana pengambilalihan PT Arema Indonesia. Sebab, satu manajemen tidak etis jika memiliki dua klub sepakbola di tanah air.
Hal di atas diungkapkan Nirwan Bakrie, Pimpinan Bakrie Grup , akhir pekan lalu. ‘’Tetap. Arema tetap akan kita selamatkan. Tapi, etika berbisnis tetap juga harus dijaga,’’ tutur Nirwan meyakinkan.
Seperti diberitakan diharian ini sebelumnya (MP, 12/06) Presiden Klub, Rendra Kresna menyebutkan, masuknya Bakrie Grup ke Arema tinggal selangkah lagi. Bahkan Rendra berani memastikan masuknya kelompok usaha milik Keluarga Bakrie hanya tinggal tanda tangan saja.
Sinyal itu, sekaligus pertanda bahwa manajemen belum menghubungi pihak lain untuk menyelamatkan Arema. Misalnya, terhadap masuknya sindikasi pengusaha Jakarta melalui tangan Eddy Rumpoko, Wali Kota Batu. ‘’Sampai sekarang (kemarin, Red.) tetap Bakrie yang kita utamakan,’’ ujar Rendra , Minggu pagi.
Sementara itu dari data yang dihimpun menunjukkan, keyakinan Rendra atas masuknya Bakri ditentukan Minggu (12/6) kemarin. Tetapi, rencana pertemuan antara Yayasan dan pihak Bakrie Grup ditunda karena ada persoalan bisnis lain, yang harus diselesaikan Nirwan, Minggu siang. Meski pertemuan tetap digelar dengan menghadirkan pelatih dan perwakilan pemain. (baca berita lain di halaman 13)
Menurut Nirwan, aturan resmi atau Undang Undang memang tidak melarang Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki dua klub atau lebih. Tetapi, jika kedua klub yang dikelola itu tengah berlaga pada satu kompetisi yang sama, maka hak mengelola dua klub patut dipertanyakan.
‘’Memang tidak aturan resminya. Tapi, kalau saya harus memiliki dua klub yang sama-sama berlaga di Liga Super, tentu tidak etis. Makanya, sekarang ini, saya dan tim masih mencari formula terbaik agar Arema tetap terselamatkan,’’ ungkap adik Aburizal Bakrie, yang juga pemilik klub Pelita Jaya ini.
Ketika didesak formula yang akan diterapkan, Nirwan dengan sangat hati-hati menyebutkan, kemungkinan Nirwan akan memilih salah satu perusahaannya di luar negeri men-take over Arema. Dan tidak melalui perusahaan Grup Bakrie di dalam negeri.
Kalau sistem ini terjadi, lanjut dia, sistem kompetisi Liga Super tetap akan bersih dan professional. Arema dan Pelita Jaya tetap bisa berkiprah tanpa mengabaikan fair play dalam berkompetisi.
‘’Bisa saja saya cuek tetap melalui perusahaan di dalam negeri. Tapi itu saya tidak mau. Jangan sampai, misalnya, suatu saat Arema ketemu Pelita Jaya, kemudian dicurigai skor bisa diatur, wasit bisa diatur dan sebagainya-dan sebagainya. Olahraga bisa rusak kalau ditangani dengan cara bisnis yang salah,’’ ujarnya.
Ditambahkan dia, beberapa usahanya di negeri tetangga tengah dipilih agar bisa melakukan tugas menyelamatkan Arema. Kemungkinan besar perusahaan Grup Bakrie yang berada di Malaysia.
‘’Harapan saya, kalau bekerja dengan perusahaan dari luar negeri, manajemen menjadi lebih solid dan menjunjung tinggi professional. Kemungkinan, dalam minggu-minggu ini juga, kita segera bertemu pihak Arema,’’ tutur Nirwan, yang baru saja mengumpulkan petingi perusahaannya membahas rencana ini di rumahnya, Minggu sore. (has/avi)