Tuan rumah Cerezo Osaka sangat percaya diri saat menjamu Arema di Osaka Nagai Stadium, 2 Maret mendatang. Bahkan tim peringkat tiga J-League musim lalu ini, ingin memaksimalkan faktor non teknis berupa cuaca, untuk membantai Singo Edan. Apalagi Cerezo Osaka memiliki target lolos ke babak berikutnya.
Meski berstatus sebagai pendatang baru di LCA, Cerezo sudah siap untuk melakoni kompetisi paling bergengsi di Asia ini. Target pertama mereka adalah melewati fase penyisihan grup G ke babak 16 besar LCA 2011.
‘’Siapa pun lawan yang akan kami hadapi nanti, kita sudah siap. Target kami untuk saat ini adalah lolos ke babak 16 besar,’’ ungkap Levir Culpi, pelatih Cerezo Osaka dikutip dari website resmi Cerezo Osaka.
‘’Mungkin sulit dan akan ada pertandingan yang sulit. Tapi saya pikir kita bisa maju dan kita percaya pada diri kita sendiri,’’ sambung pelatih asal Brazil ini, yang mengaku sudah memiliki gambaran perihal kekuatan tim Arema setelah beberapa waktu lalu mengirimkan mata-matanya ke Malang.
Di kubu Arema sendiri, meski berusaha untuk tetap optimis, namun Arema tampaknya juga harus bersikap realistis saat melakoni laga pertama Liga Champions Asia 2011. Tepatnya saat dijamu tim asal Jepang, Cerezo Osaka di Osaka Nagai Stadium, 2 Maret mendatang.
Bukan hanya soal kualitas lawan yang harus diakui lebih baik. Namun tim kebanggaan Aremania ini juga harus berjuang menghadapi dinginnya kota Osaka yang diperkirakan saat pertandingan malam hari bisa sekitar -2 hingga 6 derajat celcius.
Pemain internasional seperti Noh ‘Along’ Alamshah pun mengakui, dalam cuaca dingin yang ekstrem seperti di Osaka Jepang itu sulit untuk menerapkan permainan dengan baik. Apalagi Arema tak cukup banyak waktu untuk adaptasi.
Menurut striker Arema asal Singapura itu, berdasarkan pengalamannya saat tampil di tempat-tempat dingin, dibutuhkan minimal empat hari untuk sekedar adaptasi. Kurang dari itu, sulit untuk berharap hasil maksimal di cuaca dingin.
‘’Jujur memang sulit,’’ ungkap Along perihal peluang timnya yang dijadwalkan berangkat ke Jepang Minggu (27/2) malam dari Bandara Juanda, Surabaya dan diperkirkan tiba di Osaka, Jepang Senin (28/2) pagi.
‘’Waktu untuk ke Jepang itu terlalu mepet. Dari pengalaman saya untuk suhu dibawah 15 derajat celcius itu, dibutuhkan minimal empat hari untuk adaptasi. Berat, kalau kita tanpa adaptasi cuaca,’’ jelasnya.
Apalagi sebagian besar pemain Arema belum pernah bermain di tempat dingin. Along sendiri yang pernah bermain ditempat dingin bersama Timnas Singapura mengakui sulit untuk beradaptasi.
Jika sesuai rencana kedatangan tim Arema adalah Senin (28/2) pagi, maka tim asuhan Miroslav Janu ini hanya punya waktu dua hari untuk adaptasi sebelum dijamu Cerezo Osaka. Yaitu pada hari Senin dan Selasa, untuk penyesuaian cuaca.
‘’Kendala yang dihadapi pemain saat cuaca dingin biasanya telinga terasa sakit dan kadang kaki juga terasa sakit saat dibuat menendang karena otot menjadi kaku. Untuk itu pemanasan awal menjadi penting,’’ sebut Along.
‘’Menghadapi tim lemah saja, kalau tidak biasa main dingin akan kalah. Buktinya saat saya main di Palestina, kita kalah 1-0, tapi saat main di Singapura kita bisa menang 4-0 dari Palestina,’’ sambung striker Timnas Singapura ini mencontohkan.
Apalagi lawan yang dihadapi Arema, menurut Along adalah tim yang kini tengah memiliki percaya diri tinggi dan levelnya diatas Arema. ‘’Kita akan menghadapi masalah besar di cuaca ekstrem seperti di Jepang,’’ katanya.
Pemain yang mengaku pernah main di tempat bercuaca dingin cukup esktrem seperti di Palestina dan Jordania ini, idealnya adaptasi untuk tim seperti Arema adalah satu minggu. Sayang, untuk saat ini adaptasi selama itu tak mungkin dilakukan Arema.
(bua/avi)
Meski berstatus sebagai pendatang baru di LCA, Cerezo sudah siap untuk melakoni kompetisi paling bergengsi di Asia ini. Target pertama mereka adalah melewati fase penyisihan grup G ke babak 16 besar LCA 2011.
‘’Siapa pun lawan yang akan kami hadapi nanti, kita sudah siap. Target kami untuk saat ini adalah lolos ke babak 16 besar,’’ ungkap Levir Culpi, pelatih Cerezo Osaka dikutip dari website resmi Cerezo Osaka.
‘’Mungkin sulit dan akan ada pertandingan yang sulit. Tapi saya pikir kita bisa maju dan kita percaya pada diri kita sendiri,’’ sambung pelatih asal Brazil ini, yang mengaku sudah memiliki gambaran perihal kekuatan tim Arema setelah beberapa waktu lalu mengirimkan mata-matanya ke Malang.
Di kubu Arema sendiri, meski berusaha untuk tetap optimis, namun Arema tampaknya juga harus bersikap realistis saat melakoni laga pertama Liga Champions Asia 2011. Tepatnya saat dijamu tim asal Jepang, Cerezo Osaka di Osaka Nagai Stadium, 2 Maret mendatang.
Bukan hanya soal kualitas lawan yang harus diakui lebih baik. Namun tim kebanggaan Aremania ini juga harus berjuang menghadapi dinginnya kota Osaka yang diperkirakan saat pertandingan malam hari bisa sekitar -2 hingga 6 derajat celcius.
Pemain internasional seperti Noh ‘Along’ Alamshah pun mengakui, dalam cuaca dingin yang ekstrem seperti di Osaka Jepang itu sulit untuk menerapkan permainan dengan baik. Apalagi Arema tak cukup banyak waktu untuk adaptasi.
Menurut striker Arema asal Singapura itu, berdasarkan pengalamannya saat tampil di tempat-tempat dingin, dibutuhkan minimal empat hari untuk sekedar adaptasi. Kurang dari itu, sulit untuk berharap hasil maksimal di cuaca dingin.
‘’Jujur memang sulit,’’ ungkap Along perihal peluang timnya yang dijadwalkan berangkat ke Jepang Minggu (27/2) malam dari Bandara Juanda, Surabaya dan diperkirkan tiba di Osaka, Jepang Senin (28/2) pagi.
‘’Waktu untuk ke Jepang itu terlalu mepet. Dari pengalaman saya untuk suhu dibawah 15 derajat celcius itu, dibutuhkan minimal empat hari untuk adaptasi. Berat, kalau kita tanpa adaptasi cuaca,’’ jelasnya.
Apalagi sebagian besar pemain Arema belum pernah bermain di tempat dingin. Along sendiri yang pernah bermain ditempat dingin bersama Timnas Singapura mengakui sulit untuk beradaptasi.
Jika sesuai rencana kedatangan tim Arema adalah Senin (28/2) pagi, maka tim asuhan Miroslav Janu ini hanya punya waktu dua hari untuk adaptasi sebelum dijamu Cerezo Osaka. Yaitu pada hari Senin dan Selasa, untuk penyesuaian cuaca.
‘’Kendala yang dihadapi pemain saat cuaca dingin biasanya telinga terasa sakit dan kadang kaki juga terasa sakit saat dibuat menendang karena otot menjadi kaku. Untuk itu pemanasan awal menjadi penting,’’ sebut Along.
‘’Menghadapi tim lemah saja, kalau tidak biasa main dingin akan kalah. Buktinya saat saya main di Palestina, kita kalah 1-0, tapi saat main di Singapura kita bisa menang 4-0 dari Palestina,’’ sambung striker Timnas Singapura ini mencontohkan.
Apalagi lawan yang dihadapi Arema, menurut Along adalah tim yang kini tengah memiliki percaya diri tinggi dan levelnya diatas Arema. ‘’Kita akan menghadapi masalah besar di cuaca ekstrem seperti di Jepang,’’ katanya.
Pemain yang mengaku pernah main di tempat bercuaca dingin cukup esktrem seperti di Palestina dan Jordania ini, idealnya adaptasi untuk tim seperti Arema adalah satu minggu. Sayang, untuk saat ini adaptasi selama itu tak mungkin dilakukan Arema.
(bua/avi)