Share |

Bontang FC v Deltras = 2-1 , Hasil Kerja Keras


Tren positif Bontang FC (BFC) di kandang sendiri berlanjut. Dua dari 4 partai kandang yang sudah dilakoni sukses dimaksimalkan. Tadi malam, giliran Deltras Sidoarjo yang dibuat bertekuk lutut oleh Ali Khadafi dan kawan-kawan. Dua gol yang disarangkan pemain The Reds Equator-julukan BFC tak mampu dibendung pemain lawan, kecuali sekadar memperkecil ketertinggalan dengan skor 2-1.
Adalah Kenji Adachihara yang membuka kebuntuan timnya di menit 39'. Gol tersebut lahir berkat ketenangan pemain asal Jepang tersebut yang memaksimalkan umpan terobosan Satoshi Otomo. Tendangan keras dan mendatar Kenji tak berhasil ditepis penjaga gawang Deltras Sidoarjo Usman Pribadi.
Usman kembali harus memungut bola dari gawangnya di menit 88 setelah gawangnya dijebol Jolius Pongli Akosah. Akosah melepaskan tendangan keras dari luar kotak 16 yang tak mampu diantisipasi Usman. Sebiji gol Deltras dicetak Danilo Fernando pada menit 69'. Tendangan bebas Danilo beberapa meter di luar kotak 16 tak baerhasil ditepis penjaga gawang BFC, Edi Kurnia. BFC akhirnya pertahankan kemenangan 2-1 hingga usai pertandingan.
Pelatih BFC Fachri Husaini mengaku teknik yang diperagakan kedua tim di Stadion Mulawarman cukup menarik. Baik BFC maupun Deltras sama-sama melancarkan serangan dan bermain terbuka. Hanya saja, Fachri Husaini kembali menyayangkan kepemimpinan wasit yang dinilai sangat keterlaluan. Fachri mengaku, BFC bukan saja dirugikan saat tandang, tetapi main di kandang sendiripun sering menjadi "tumbal" wasit.
"Alhamdulillah, pemain sudah menunjukkan kerja kerasnya. Bermain dalam tekanan sang pengadil, pemain saya tetap bisa fokus. Tentu semua sudah melihat, BFC seperti main di kandang lawan, sangat banyak keptusan wasit merugikan kami. Bagaimana sepak bola di negeri ini bisa maju, kalau permainan selalu dihancurkan wasit," sebut Fachri sedikit keras kepada wartawan.
Walau merasa dikerjai habis-habisan oleh wasit Mardi asal Purwokerto, sepanjang permainan Fachri tetap meminta pemainnya tetap tenang dan fokus kerjasama tim. "Benar-benar bangga, pemain saya tetap berjuang hingga titik darah penghabisan, walau dalam tekanan pemimpin pertandingan. Di sini saya tak pernah berhenti untuk mengkritisi wasit demi mendapatkan keadilan," jelasnya.
Terkait dengan permainan timnya, dinilai sangat memuaskan. Babak pertama menginstruksikan tampil cepat. Hasilnya nyaris membuahkan hasil. Sebanyak 4 peluang harusnya menjadi gol, gagal dimanfaatkan Kenji, kemudian menit 15, tendangan Arbadin hanya mengenai mistar gawang.
"Seharusnya kami bisa menang lebih dari 2 gol, tapi sayang banyak peluang terbuang. Fisik pemain sangat terkuras, sehingga babak kedua terlihat sedikit menurunkan tempo permainan, begitupun dengan lawan. Secara tim, pemain saya bermain bagus," katanya.
Asisten pelatih Deltras Sidoarjo, Nus Yandera mengaku, lahirnya dua gol BFC lebih dikarenakan lemahnya barisan belakang timnya. "Kami sudah berusaha memberikan perlawanan, tapi rupanya lini belakang kehilangan konsentrasi. Saya juga melihat, kedua tim sama-sama menampilkan permainan tekhnik tinggi. Dua gol tuan rumah murni dari kerjasama pemainnya," sebut Nur Yandera. (im)
Share on Google Plus

About 12paz