Kericuhan dalam pertandingan Persib lawan Arema di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1/2011), bermula dari pelanggaran M Ridhuan kepada gelandang Wildansyah. Beberapa menilai, Wildansyah sebenarnya hanya berpura-pura sakit. Benarkah demikian?
Saat itu menit 65, tuan rumah telah ketinggalan dari tim tamu dengan skor 0-1 lewat gol Roman Chmelo, benturan terjadi antara Wildansyah dengan M Ridhuan. Tiba-tiba Wildansyah terkapar kesakitan. Pertandingan pun dihentikan lebih dari setengah jam karena bobotoh berteriak-teriak dan melempar botol-botol minuman ke tengah lapangan.
Beberapa kalangan menilai, Wildansyah hanya berpura-pura sakit. Justru dia memprovokasi pertandingan sehingga bobotoh bertindak anarkis. Menyikapi insiden tersebut, Wildansyah dengan tegas membantah. "Apa yang saya rasakan pada babak kedua tersebut bukan pura-pura. Saya murni terkena sikutan Ridhuan yang begitu keras dan membuat dada saya sakit," katanya.
Pelanggaran itu, menurut Wildansyah, tidak hanya terjadi sekali. "Saya tidak hanya terkena satu kali saja oleh Ridhuan, tetapi beberapa kali sebelumnya juga seperti itu," katanya.
Walau terkena beberapa kali, Wildansyah menganggap hal itu sudah biasa dalam permainan sepakbola. Dia justru kecewa dengan hakim garis yang tidak segera menghentikan pertandingan untuk memberi pertolongan. "Kejadian itu terjadi di depan hakim garis, akan tetapi dia tidak memberikan peringatan dan membiarkan permainan terus berjalan," paparnya.
Sekadar diketahui, usai dilanjutkan, Arema harus bermain dengan 10 pemain karena M Ridhuan mendapat kartu merah. Persib akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui gol Atep di menit 77. Kedudukan imbang 1-1 tetap bertahan sampai menit 90 tanda permainan selesai. [but]