Realisasi pemberian kuota saham PT Liga Indonesia (Liga) sebesar 99% baru diberikan ke klub baru awal musim depan. Klub saat ini hanya menerima subsidi sponsorship.
Hasil Kongres Tahunan PSSI memutuskan, klub mendapatkan jatah saham terbesar Liga. Hanya, realisasi pembagian saham baru berlaku musim depan. Alasannya, harus menunggu klasemen terakhir untuk menentukan kuota jatah terbesar klub. Padahal, PSSI sebelumnya berjanji akan memberikan menyerahkan saham mayoritas Liga kepada klub dalam waktu dekat. PSSI sebelumnya memprediksi setiap klub berpeluang mendapatkan uang Rp2 miliar semusim dari kepemilikan saham tersebut. CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengungkapkan, kepemilikan saham klub adalah pasif. Sebab, sebelumnya tidak ada aktivitas pembelian saham.
Status saham nantinya juga otomatis menjadi milik klub lain bila kebijakan promosi dan degradasi berlaku. Besar saham yang akan diterima klub promosi otomatis menyesuaikan status mereka di klasemen. ”Bentuk saham sebenarnya share keuntungan. Tapi, perhitungan besarnya saham menyesuaikan status di klasemen terakhir,” kata Joko, kemarin. Mengacu pada kebijakan tersebut, Persipura Jayapura berpeluang mendapatkan persentase kuota bagi hasil terbesar. Klub berjuluk Mutiara Hitam itu sampai sekarang masih berstatus pemimpin klasemen Djarum Indonesia Super League (ISL) dengan nilai 25 dari sembilan laga.
Seandainya performa Boaz Solossa dkk stabil sampai akhir musim, bukan tidak mungkin pemasukan mereka akan berlipat. Persija Jakarta tampaknya harus puas berada pada grid kuota berikutnya. Sebab, klub Ibu Kota ini baru mengumpulkan nilai 17 dari 10 laga. Bagi hasil minimal berpeluang diterima Pelita Jaya, karena berkutat di papan bawah dengan nilai tujuh dari 10 laga. Kekalahan 0-1 dari Persijap pada laga akhir pekan lalu membuat status mereka kritis. ”Semua memang baru efektif musim depan. Kami saat ini belum bisa berkomentar banyak,” cetusnya. Namun, klub saat ini tetap mendapatkan jatah Rp1 miliar dari sponsorship ISL. Sedikitnya 15 klub ISL sebelumnya dijanjikan subsidi sponsorship utama senilai Rp2 miliar.
Liga baru melengkapi subsidi tersebut pada musim depan saat kuota 18 klub ISL terpenuhi. Saat ini ISL kehilangan tiga klub, efek mundurnya PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. Persema dan dua klub lainnya resmi dicoret sebagai anggota PSSI, meski Juku Eja, julukan PSM, memiliki hak klarifikasi sampai Kongres PSSI, Maret mendatang. Joko juga mengatakan pencairan subsidi sponsor tetap dua termin. ”Kami akan memberikan subsidi pada akhir putaran pertama. Hal itu sebagai bentuk realisasi dari kesepakatan Kongres Tahunan PSSI.
Tapi, sisanya tetap menunggu klub lengkap. Kami juga akan memberikan subsidi kepada klub Divisi Utama,” ungkap Joko. Hasil Kongres Tahunan PSSI mewajibkan Liga memberikan insentif sebesar Rp300 juta setahun. Hanya, janji subsidi PSSI tersebut bukan pertama kali. Pada 24 Oktober lalu, klub pernah dijanjikan akan diberikan insentif senilai Rp250 juta. ■ wahyu argia
Hasil Kongres Tahunan PSSI memutuskan, klub mendapatkan jatah saham terbesar Liga. Hanya, realisasi pembagian saham baru berlaku musim depan. Alasannya, harus menunggu klasemen terakhir untuk menentukan kuota jatah terbesar klub. Padahal, PSSI sebelumnya berjanji akan memberikan menyerahkan saham mayoritas Liga kepada klub dalam waktu dekat. PSSI sebelumnya memprediksi setiap klub berpeluang mendapatkan uang Rp2 miliar semusim dari kepemilikan saham tersebut. CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengungkapkan, kepemilikan saham klub adalah pasif. Sebab, sebelumnya tidak ada aktivitas pembelian saham.
Status saham nantinya juga otomatis menjadi milik klub lain bila kebijakan promosi dan degradasi berlaku. Besar saham yang akan diterima klub promosi otomatis menyesuaikan status mereka di klasemen. ”Bentuk saham sebenarnya share keuntungan. Tapi, perhitungan besarnya saham menyesuaikan status di klasemen terakhir,” kata Joko, kemarin. Mengacu pada kebijakan tersebut, Persipura Jayapura berpeluang mendapatkan persentase kuota bagi hasil terbesar. Klub berjuluk Mutiara Hitam itu sampai sekarang masih berstatus pemimpin klasemen Djarum Indonesia Super League (ISL) dengan nilai 25 dari sembilan laga.
Seandainya performa Boaz Solossa dkk stabil sampai akhir musim, bukan tidak mungkin pemasukan mereka akan berlipat. Persija Jakarta tampaknya harus puas berada pada grid kuota berikutnya. Sebab, klub Ibu Kota ini baru mengumpulkan nilai 17 dari 10 laga. Bagi hasil minimal berpeluang diterima Pelita Jaya, karena berkutat di papan bawah dengan nilai tujuh dari 10 laga. Kekalahan 0-1 dari Persijap pada laga akhir pekan lalu membuat status mereka kritis. ”Semua memang baru efektif musim depan. Kami saat ini belum bisa berkomentar banyak,” cetusnya. Namun, klub saat ini tetap mendapatkan jatah Rp1 miliar dari sponsorship ISL. Sedikitnya 15 klub ISL sebelumnya dijanjikan subsidi sponsorship utama senilai Rp2 miliar.
Liga baru melengkapi subsidi tersebut pada musim depan saat kuota 18 klub ISL terpenuhi. Saat ini ISL kehilangan tiga klub, efek mundurnya PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. Persema dan dua klub lainnya resmi dicoret sebagai anggota PSSI, meski Juku Eja, julukan PSM, memiliki hak klarifikasi sampai Kongres PSSI, Maret mendatang. Joko juga mengatakan pencairan subsidi sponsor tetap dua termin. ”Kami akan memberikan subsidi pada akhir putaran pertama. Hal itu sebagai bentuk realisasi dari kesepakatan Kongres Tahunan PSSI.
Tapi, sisanya tetap menunggu klub lengkap. Kami juga akan memberikan subsidi kepada klub Divisi Utama,” ungkap Joko. Hasil Kongres Tahunan PSSI mewajibkan Liga memberikan insentif sebesar Rp300 juta setahun. Hanya, janji subsidi PSSI tersebut bukan pertama kali. Pada 24 Oktober lalu, klub pernah dijanjikan akan diberikan insentif senilai Rp250 juta. ■ wahyu argia