
Sikap tegas ditunjukkan Aremania. Mereka tidak saja menolak keikutsertaan Arema di Liga Primer Indonesia (LPI), tapi juga menolak dan memboikot segala bentuk kegiatan LPI di Bhumi Arema.
Bahkan tak puas hanya bersikap lewat ‘suara’, Aremania juga membuat surat pernyataan yang ditandatangani 66 perwakilan korwil Aremania.
Dalam surat pernyataan yang dibuat dalam pertemuan Aremania, Sabtu (27/11) lalu, ada enam poin sikap Aremania. Surat itu diserahkan langsung ke manajemen Arema melalui media officer, Sudarmaji. Penolakan tegas Aremania, dituangkan pada poin pertama.
Poin kedua, mendukung Arema mengikuti kompetisi yang secara legal disahkan oleh PSSI dan FIFA. Poin ketiga, mengawal dan mengamankan jatah tiket Arema di LCA (Liga Champion Asia) 2011.
Menutut manajemen Arema untuk menjelaskan kepada Aremania perihal keikutsertaannya di ISL (Indonesia Super League) dan LPI, berada di poin keempat. Poin kelima, menutut pertanggungjawaban Yayasan Arema perihal tersangkutnya Arema di LPI.
Keenam atau poin terakhir, Aremania memastikan bahwa Arema tetap satu dan Aremania tetap satu mendukung tim Arema di ISL. Artinya tidak ada istilah Arema ISL dan Arema LPI seperti wacana yang sempat berhembus di kalangan Aremania.
Pada surat penyataan sikap yang ditulis tangan tersebut, Aremania juga meminta, paling lambat lima hari manajemen harus memberi jawaban.
Surat penyataan sikap ini diberikan oleh Naji, Aremania korwil Klayatan dan Hendrik, Aremania korwil Bunul mewakili 66 Aremania yang hadir dalam pertemuan di jalan Teluk Grajakan No. 4 Plaosan Timur, Blimbing itu.
Dalam daftar Aremania yang hadir diantaranya dari korwil Sumpil, Hamid Rusdi, Klayatan, Jabung, Pakisaji, Ngantang, Ngantang, Ngajum, Tongan, Batu, Gunung Kawi, Muharto, Plat AE, Blitar Raya, Campus Unmer, Bontang dan korwil-korwil lainnya.
‘’Keputusan nawak-nawak Aremania menolak keras LPI di Bhumi Arema. Jadi apapun bentuk kegiatan LPI, Arema menolak dan memboikotnya. Keputusan itu bukan dari satu orang Aremania saja. Tapi seluruh Aremania yang hadir di acara tersebut,’’ Wawan, Korwil Jabung.
Sedang Naji, Korwil Klayatan menyebut, Aremania tidak tahu LPI dan tidak ingin mengetahui LPI. Aremania hanya tahu ISL dan LCA yang akan dilakoni Arema. ’’Pokoknya, LPI bagi Aremania tidak ada. Yang ada LCA yang bisa membawa nama bangsa dan negara ke mata dunia,’’ sebutnya.
‘’Sejak awal sampai sakarang, manajemen Arema sudah secara tegas untuk tidak ikut LPI. Kita tetap fokus tampil di ISL, itu yang kita sampaikan ke Aremania,’’ ungkap Darmaji usai mendapatkan surat pernyataan sikap dari Aremania ini.
‘’Kita konsisten untuk tetap berada di jalur ISL. Kalau Aremania menginginkan surat ini disampaikan ke Yayasan, tentu kita akan menyampaikannya kepada Yayasan,’’ sambung mantan wartawan ini,.
Sementara itu pihak LPI, melalui Dityo Pramono selaku penasehat LPI yang beberapa hari lalu datang ke Malang untuk sosialisasi, tetap berkeyakinan Arema harusnya ikut LPI sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara LPI dan Arema.
Kesepakatan yang dimaksud, menurut Dityo, ditandatangani oleh Pj Direktur Utama PT Arema Indonesia yang juga Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur. Menurutnya, kesepakatan atau perjanjian itu terkait dengan keikutsertaan Arema di LPI.
Sayangnya, hingga saat ini M. Nur belum bisa dimintai keterangan apa pun. Bahkan menurut informasi, mantan Sekda Kota Malang ini untuk sementara sudah dalam posisi non aktif atau tak lagi mengurus PT Arema Indonesia.
Selama ini, PT Arema Indonesia dipercayakan kepada Abriadi Muhara selaku pelaksana harian. Pria yang juga Ketua Panpel Arema ini pun secara tegas menyebut, Arema menolak LPI dan hanya tampil di kompetisi ISL.
‘’Saya tidak tahu LPI. Saya baru tahu LPI saat akan datang ke Malang dan isunya mau datang ke kantor Arema, entah untuk apa. Saya tunggu itu, tapi tidak datang-datang juga. Jujur saya tidak tahu LPI dan Arema secara tegas tetap di ISL,’’ kata Abriadi.
Menariknya, atas penolakan Arema untuk gabung LPI ini, baik pengurus LPI dan manajemen Arema sama-sama siap untuk menempuh jalur hukum. Itu setelah Dityo sempat berdialog dengan Legal PT Arema Indonesia, Buyung Adi Sasono.
‘’Kalau Arema tetap menolak untuk ikut LPI, mestinya sudah tetulis dalam perjanjian itu, biasanya berurusan dengan hukum, tapi saya kurang jelas,’’ sebut Dityo saat melakukan sosialisasi di radio RCB FM.
‘’Ya, kalau memang harus ditempuh ke jalur hukum, Arema siap,’’ jawab Buyung saat itu. Sayangnya, baik dari kubu LPI maupun Arema, belum ada yang mau menunjukkan bukti tertulis adanya ikatan perjanjian yang diklaim oleh LPI itu.
Namun paling tidak, dari 18 tim yang diklaim LPI akan ikut bergabung, hanya ada 13 klub yang ikut dalam pramusim LPI yang digelar di tiga kota. Dari 13 klub itupun, hanya Persema dan Persebaya yang merupakan tim lama, meski Persema menurunkan tim U-21. Sisanya adalah klub-klub bentukan baru.
Seperti Bogor FC, Manado United, Jakarta 1928, Batavia FC, Solo FC, Tangerang United, Bandung FC, Medan Chief, Semarang United, Persebaya, Bali FC dan Real Mataram. (bua/avi)
Bahkan tak puas hanya bersikap lewat ‘suara’, Aremania juga membuat surat pernyataan yang ditandatangani 66 perwakilan korwil Aremania.
Dalam surat pernyataan yang dibuat dalam pertemuan Aremania, Sabtu (27/11) lalu, ada enam poin sikap Aremania. Surat itu diserahkan langsung ke manajemen Arema melalui media officer, Sudarmaji. Penolakan tegas Aremania, dituangkan pada poin pertama.
Poin kedua, mendukung Arema mengikuti kompetisi yang secara legal disahkan oleh PSSI dan FIFA. Poin ketiga, mengawal dan mengamankan jatah tiket Arema di LCA (Liga Champion Asia) 2011.
Menutut manajemen Arema untuk menjelaskan kepada Aremania perihal keikutsertaannya di ISL (Indonesia Super League) dan LPI, berada di poin keempat. Poin kelima, menutut pertanggungjawaban Yayasan Arema perihal tersangkutnya Arema di LPI.
Keenam atau poin terakhir, Aremania memastikan bahwa Arema tetap satu dan Aremania tetap satu mendukung tim Arema di ISL. Artinya tidak ada istilah Arema ISL dan Arema LPI seperti wacana yang sempat berhembus di kalangan Aremania.
Pada surat penyataan sikap yang ditulis tangan tersebut, Aremania juga meminta, paling lambat lima hari manajemen harus memberi jawaban.
Surat penyataan sikap ini diberikan oleh Naji, Aremania korwil Klayatan dan Hendrik, Aremania korwil Bunul mewakili 66 Aremania yang hadir dalam pertemuan di jalan Teluk Grajakan No. 4 Plaosan Timur, Blimbing itu.
Dalam daftar Aremania yang hadir diantaranya dari korwil Sumpil, Hamid Rusdi, Klayatan, Jabung, Pakisaji, Ngantang, Ngantang, Ngajum, Tongan, Batu, Gunung Kawi, Muharto, Plat AE, Blitar Raya, Campus Unmer, Bontang dan korwil-korwil lainnya.
‘’Keputusan nawak-nawak Aremania menolak keras LPI di Bhumi Arema. Jadi apapun bentuk kegiatan LPI, Arema menolak dan memboikotnya. Keputusan itu bukan dari satu orang Aremania saja. Tapi seluruh Aremania yang hadir di acara tersebut,’’ Wawan, Korwil Jabung.
Sedang Naji, Korwil Klayatan menyebut, Aremania tidak tahu LPI dan tidak ingin mengetahui LPI. Aremania hanya tahu ISL dan LCA yang akan dilakoni Arema. ’’Pokoknya, LPI bagi Aremania tidak ada. Yang ada LCA yang bisa membawa nama bangsa dan negara ke mata dunia,’’ sebutnya.
‘’Sejak awal sampai sakarang, manajemen Arema sudah secara tegas untuk tidak ikut LPI. Kita tetap fokus tampil di ISL, itu yang kita sampaikan ke Aremania,’’ ungkap Darmaji usai mendapatkan surat pernyataan sikap dari Aremania ini.
‘’Kita konsisten untuk tetap berada di jalur ISL. Kalau Aremania menginginkan surat ini disampaikan ke Yayasan, tentu kita akan menyampaikannya kepada Yayasan,’’ sambung mantan wartawan ini,.
Sementara itu pihak LPI, melalui Dityo Pramono selaku penasehat LPI yang beberapa hari lalu datang ke Malang untuk sosialisasi, tetap berkeyakinan Arema harusnya ikut LPI sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara LPI dan Arema.
Kesepakatan yang dimaksud, menurut Dityo, ditandatangani oleh Pj Direktur Utama PT Arema Indonesia yang juga Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur. Menurutnya, kesepakatan atau perjanjian itu terkait dengan keikutsertaan Arema di LPI.
Sayangnya, hingga saat ini M. Nur belum bisa dimintai keterangan apa pun. Bahkan menurut informasi, mantan Sekda Kota Malang ini untuk sementara sudah dalam posisi non aktif atau tak lagi mengurus PT Arema Indonesia.
Selama ini, PT Arema Indonesia dipercayakan kepada Abriadi Muhara selaku pelaksana harian. Pria yang juga Ketua Panpel Arema ini pun secara tegas menyebut, Arema menolak LPI dan hanya tampil di kompetisi ISL.
‘’Saya tidak tahu LPI. Saya baru tahu LPI saat akan datang ke Malang dan isunya mau datang ke kantor Arema, entah untuk apa. Saya tunggu itu, tapi tidak datang-datang juga. Jujur saya tidak tahu LPI dan Arema secara tegas tetap di ISL,’’ kata Abriadi.
Menariknya, atas penolakan Arema untuk gabung LPI ini, baik pengurus LPI dan manajemen Arema sama-sama siap untuk menempuh jalur hukum. Itu setelah Dityo sempat berdialog dengan Legal PT Arema Indonesia, Buyung Adi Sasono.
‘’Kalau Arema tetap menolak untuk ikut LPI, mestinya sudah tetulis dalam perjanjian itu, biasanya berurusan dengan hukum, tapi saya kurang jelas,’’ sebut Dityo saat melakukan sosialisasi di radio RCB FM.
‘’Ya, kalau memang harus ditempuh ke jalur hukum, Arema siap,’’ jawab Buyung saat itu. Sayangnya, baik dari kubu LPI maupun Arema, belum ada yang mau menunjukkan bukti tertulis adanya ikatan perjanjian yang diklaim oleh LPI itu.
Namun paling tidak, dari 18 tim yang diklaim LPI akan ikut bergabung, hanya ada 13 klub yang ikut dalam pramusim LPI yang digelar di tiga kota. Dari 13 klub itupun, hanya Persema dan Persebaya yang merupakan tim lama, meski Persema menurunkan tim U-21. Sisanya adalah klub-klub bentukan baru.
Seperti Bogor FC, Manado United, Jakarta 1928, Batavia FC, Solo FC, Tangerang United, Bandung FC, Medan Chief, Semarang United, Persebaya, Bali FC dan Real Mataram. (bua/avi)