Share |

Uruguay, Romantisme 1974


Indonesia vs Uruguay? Ya! Pasukan Merah Putih akan bertarung kontra Le Celeste di Stdion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 8 Otober 2010, dalam laga persahabatan. Siapa yang bakal menang? Seperti apakah pertandingan itu nanti?

Di atas kertas, jelas, Le Celeste lebih diunggulkan. Dieogo Forlan dan kawan-kawan juga akan lebih menguasai jalannya pertandingan.

Tapi tahukan Anda, pada tahun 1974, tepatnya 21 April Le Celeste pernah kita kalahkan. Saat itu, Fernando Morena dkk meninggalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan kepala tertunduk setelah menyerah 1-2. Indonesia menurunkan semua pilarnya, di antaranya Ronny Pasla, Andjas Asmara, Sutan Harhara, Abdul Kadir, dan Ronny Pattinasarany.
Kemenangan atas Uruguay ini merupakan salah satu sejarah manis sepak bola Indonesia.

Andjas Asmara, dalam suatu kesempatan mengatakan kepada saya, saat itu mereka membuat repot tim Uruguay. Pasukan Merah Putih, bilang Andjas, tampil luar biasa. Semua lini berjalan baik. "Bola mengalir dari kaki ke kaki. Kerja sama tim benar-benar berjalan," ucapnya. Penonton yang membludak bangga, timnya bisa menang dari tim Juara Dunia 1930. Tah hanya itu. Setahun kemudian, Indonesia memaksa klub elit Inggris, Manchester United (MU), bermain imbang.

Bermodalkan romantisme April 1974, kita berharap Bambang Pamungkas dkk tak menyerah begitu saja. Jika Sutan Harhara dkk bisa, kenapa sekarang tidak?

Bagi Tim Nasional (Timnas) Indonesia, laga versus Uruguay jelas sangat berharga. Pasukan Alfred Riedl memang membutuhkan serangkaian ujicoba Internasional sebelum taampil di Piala AFF 2010, Desember mendatang. Di ajang ini, Indonesia menargetkan juara mengingat tahun-tahun sebelumnya hanya mampu sampai peringkat kedua.

PSSI di bawah komando Nurdin Halid miskin prestasi. Timnas yang dulu sangat disegani negara lain, kini menjadi bulan-bulanan. Tak hanya di level senior, timnas junior juga sami mawon. Itulah sebabnya, Nurdin Halid panen kritik. Tak sedikit yang mendesaknya untuk lengser ke prabon alias mundur dari jabatan.

Lupakan Nurdin. Lupakan sejenak kisruhnya sepak bola kita. Delapan Oktober sudah di depan mata. Perang akan dimulai. Diego Forlan dkk ingin balas dendam. Le Celeste yang tampil gemilang di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan ingin membuktikan kalau mereka salah satu tim terbaik dunia kini.

Bambang Pamungkas dkk juga begitu. Kemenangan tahun 1974 dijadikan pemantik semangat guna memberitahukan kepada seluruh dunia bahwa Timnas Indonesia tak serapuh yang dibayangkan. Ribuan fans setia Merah Putih siap memberikan suntikan semangat. Bendera Merah Putih akan berkibar-kibar. Lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri, Maju Tak Gentar, dan Garuda Di Dadaku akan berkumandang sepanjang pertandingan.

Presiden Bambang Susilo Yudhoyono dan sederet pejabat lainnya akan berbaur bersama penonton, menyaksikan langsung laga bergengsi ini.

Saya, Anda, dan kita semua berharap Indonesia bisa menang. Sulit, memang. Tapi bukankah bola itu bundar? Ayo Merah Putih, berkibarlah! Buktikan kepada dunia, kita bisa. Bisa!
Share on Google Plus

About 12paz