
Persema Malang bermain sangat buruk kala menjamu Persibo Bojonegoro. Namun pelatih Persema Timo Scheunemann berkilah timnya tidak mempunyai seorang goal getter sehingga tidak mampu menjebol jala Syaifudin, kecuali tendangan pinalti Seme Patrick.
Mengandalkan duet Irfan Bachdim dan Ngon Mamoun, kualitas permainan Laskar Ken Arok malah jauh lebih buruk dibanding tim tamu. Malah Persema harus bersyukur karena Persibo tak dinaungi keberuntungan, sekaligus mendapatkan eksekusi pinalti di penghujung laga.
Kita punya peluang tapi tak bisa menyelesaikan. Persema tidak mempunyai seorang penyerang yang bertipikal goal getter. Itu masalah bagi kita dan menjadi alasan kita mencoba menyeleksi pemain lagi. Kelemahan itu sangat terlihat jelas, kata pelatih berdarah Jerman-Jawa ini.
Hilangnya Jaya Teguh Angga yang bergabung tim nasional menjadikan situasi bertambah rumit. Terpaksa Timo menurunkan Irfan Bachdim sebagai striker murni bersama Ngon Mamoun. Padahal pemain hasil naturalisasi ini lebih kreatif ketika berposisi gelandang serang dengan status free role.
Praktis lini tengah yang dihuni Jefry Dwi Hadi dan Bima Sakti tak mampu memanjakan dua striker di depannya. Irfan Bachdim berulang kali harus turun terlalu jauh untuk mengambil bola yang jarang menghampirinya. Permainan semakin kacau dengan kurang konsentrasinya dua menara di sektor belakang, Seme Patrick dan Abanda Herman.
Persoalan menjadi kompleks saat tak ada satu pun pemain berposisi striker di bangku cadangan. Saya mengakui permainan jauh menurun dibanding saat melawan Persisam Samarinda. Tapi saya pikir ini karena pertandingan kandang pertama dan saya akan berusaha meningkatkan permainan tim, lanjut Timo.
Permainan Persema yang hanya menang melalui tendangan pinalti, juga mengecewakan Ketua Umum Persema Peni Suparto. Walikota Malang tersebut mengkritik permainan Bima Sakti dkk dan menuntut ada perbaikan secepatnya. Saya tidak puas. Pelatih harus memperbaiki kinerja maupun hasil di lapangan, kata Peni.
Persema yang dibangun dengan dana di atas Rp16 miliar belum menunjukkan sebagai tim yang berambisi menembus papan atas. Apalagi jika melihat permainan menghadapi Persibo yang sangat mengecewakan untuk tim yang bertanding di kandang. Timo sudah di ambang masalah besar.
Terlebih dengan ambisi Pemkot Malang untuk membangkitkan Persema yang selama ini hanya menjadi tim penggembira di Malang. Peni Suparto sendiri nampaknya tidak segan untuk mengutak-atik posisi pelatih jika dalam beberapa laga ke depan tak ada perkembangan. (msy)
Mengandalkan duet Irfan Bachdim dan Ngon Mamoun, kualitas permainan Laskar Ken Arok malah jauh lebih buruk dibanding tim tamu. Malah Persema harus bersyukur karena Persibo tak dinaungi keberuntungan, sekaligus mendapatkan eksekusi pinalti di penghujung laga.
Kita punya peluang tapi tak bisa menyelesaikan. Persema tidak mempunyai seorang penyerang yang bertipikal goal getter. Itu masalah bagi kita dan menjadi alasan kita mencoba menyeleksi pemain lagi. Kelemahan itu sangat terlihat jelas, kata pelatih berdarah Jerman-Jawa ini.
Hilangnya Jaya Teguh Angga yang bergabung tim nasional menjadikan situasi bertambah rumit. Terpaksa Timo menurunkan Irfan Bachdim sebagai striker murni bersama Ngon Mamoun. Padahal pemain hasil naturalisasi ini lebih kreatif ketika berposisi gelandang serang dengan status free role.
Praktis lini tengah yang dihuni Jefry Dwi Hadi dan Bima Sakti tak mampu memanjakan dua striker di depannya. Irfan Bachdim berulang kali harus turun terlalu jauh untuk mengambil bola yang jarang menghampirinya. Permainan semakin kacau dengan kurang konsentrasinya dua menara di sektor belakang, Seme Patrick dan Abanda Herman.
Persoalan menjadi kompleks saat tak ada satu pun pemain berposisi striker di bangku cadangan. Saya mengakui permainan jauh menurun dibanding saat melawan Persisam Samarinda. Tapi saya pikir ini karena pertandingan kandang pertama dan saya akan berusaha meningkatkan permainan tim, lanjut Timo.
Permainan Persema yang hanya menang melalui tendangan pinalti, juga mengecewakan Ketua Umum Persema Peni Suparto. Walikota Malang tersebut mengkritik permainan Bima Sakti dkk dan menuntut ada perbaikan secepatnya. Saya tidak puas. Pelatih harus memperbaiki kinerja maupun hasil di lapangan, kata Peni.
Persema yang dibangun dengan dana di atas Rp16 miliar belum menunjukkan sebagai tim yang berambisi menembus papan atas. Apalagi jika melihat permainan menghadapi Persibo yang sangat mengecewakan untuk tim yang bertanding di kandang. Timo sudah di ambang masalah besar.
Terlebih dengan ambisi Pemkot Malang untuk membangkitkan Persema yang selama ini hanya menjadi tim penggembira di Malang. Peni Suparto sendiri nampaknya tidak segan untuk mengutak-atik posisi pelatih jika dalam beberapa laga ke depan tak ada perkembangan. (msy)