
PSM akan melakoni laga lanjutan Turnamen Inter Island Cup (IIC) melawan Persiwa Wamena di Stadion Kanjuruhan Malang, malam ini . Pasukan Ramang akan tampil tanpa target karena sekadar menjadikan turnamen ini ajang uji coba.
“Selain buta kekuatan lawan, kami memang fokus perbaikan tim. Kemenangan bukan tujuan utama. Kami belum fokus memperhatikan tim lawan,” kata asisten pelatih PSM, Liestiadi kepada wartawan di Malang, Sabtu, 28 Agustus .
Persiwa yang menjadi lawan PSM akan turun dengan komposisi yang masih tanda tanya. Tim yang diarsiteki Suharno itu juga sedang menggelar seleksi pemain. Sejumlah muka lama masih bercokol di tim berjuluk “Badai dari Pegunungan” ini.
Kapten tim, Boakay Edy Foday menjadi motor serangan bersama Peter Romaropen. Gelandang pekerja, Erick Weks dan Amberto Mambasar juga masih ada. Mereka akan berkolaborasi dengan pemain lokal yang masih dipertahankan.
Sementara PSM akan turun dengan komposisi tak jauh beda dengan laga pertama saat kalah dari Arema Indonesia. Ali Khaddafi yang telah membubuhkan tanda tangan, masih absen. Praktis lini tengah PSM hanya diperkuat dua gelandang lokal; Hendra Ridwan dan Diva Tarkas.
Memang ada tiga tambahan pemain seleksi dari Brasil, namun sejauh ini mereka belum bisa dipastikan tampil. “Kalau mereka bisa tampil, mungkin akan saya turunkan. Tapi semua belum pasti. Menurut manajemen tiga nama ini baru diusulkan ke panpel IIC. Kita lihat saja nanti,” terang pelatih Robert Rene Alberts usai latihan kemarin.
Salah satu pemain asing baru, Vagner Luis De Oliveira Marins mengaku siap tampil. “Kami sudah lama di Indonesia. Latihan sudah cukup,” kata Vegner, mewakili rekannya dengan bahasa Indonesia yang fasih.Vegner memang pernah memperkuat Pelita Jaya pada 2007 lalu. Dia hengkang dari Pelita dan sempat bermain satu musim di Liga Oman lalu kembali ke Brasil. (aci)
Tanpa Instruksi, Main Pakai Naluri
KEKALAHAN PSM dari Arema Indonesia tak membuat pelatih Robert Rene Alberts ambil pusing. Pasalnya, kemenangan memang diakui bukan target utama di turnamen ini. Pelatih asal Belanda ini mengatakan, sengaja tak memberi instruksi kepada anak asuhnya selama pertandingan melawan Arema.
Robert ingin para pemain tampil apa adanya. Mengandalkan naluri dan kemampuan berpikir. Kalau sudah mentok, mereka akan ditarik keluar. Hal itulah yang ditunjukkan pada Korinus Fingkrew dan Djayusman Triasdi. Dua pemain ini terpaksa ditarik karena dianggap tak lagi progresif di posisinya.
“Saya mau mereka main dengan naluri dan bakatnya. Belum ada instruksi. Saya mau lihat kemampuan mereka satu per satu,” ungkap Robert. (aci)
