Duel Sriwijaya versus Persipura, bisa jadi berakhir dengan adu penalti. Sebab, fase semifinal hingga final, memang disebut fase yang ketat. Kali terakhir adu penalti kedua tim, terjadi pada semifinal Copa Indonesia III di Jakarta, 13 Januari 2008 lalu. Saat itu, Sriwijaya menang 4-1.
Sebagai bukti kesiapan adu penalti, coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan telah memberikan latihan khusus keith Kayamba dan kawan-kawan. “Dalam setiap latihan, kami selalu berlatih tendangan penalti. Saya harap, anak-anak tidak akan terbeban jika itu harus terjadi lagi,” kata Rahmad.
Tapi, adu penalti beresiko. Peluangnya fifty-fifty. Sriwijaya, belum tentu bisa mengulang kemenangan adu penalti seperti pada 13 Januari 2008 lalu. Namun, Persipura juga belum terjamin bisa menang. Meski statistika gol Mutiara Hitam (julukan Persipura), tiga kali lebih bagus dari Sriwijaya. “Kami berusaha untuk menang,” katanya.
Sementara itu pelatih Persipura Jacksen F Tiago menyatakan menjelang laga semifinal timnya tetap menyelipkan tendangan penalti selama berlatih, ya hal ini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu pertandingan semifinal ditentukan dengan adu penalti. “Ya, kami tentu siapkan adu penalti, ini hanya untuk antisipasi saja,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Sementara itu Coach Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan mengingatkan anak asuhnya untuk mewaspadai pergerakan Persipura. Termasuk menangkal pergerakan pemain Mutiara Hitam seperti Boaz Solossa dan Ian Louis Kabes yang terkenal mempunyai skill dan kecepatan. “Kami terus mempersiapkan diri untuk berlaga di semifinal Piala Indonesia nanti. Anak-anak harus mewaspadai permainan cepat Persipura. Terlebih harus mem-pressing pergerakan pemain kunci seperi Boaz dan Ian Louis Kabes,” kata pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan. (nvs/wen)