Naturalisasi diharapkan hanya sebagai stimulan pengatrol prestasi timnas Indonesia. Artinya, pembinaan pemain lokal tetap menjadi garda utama pengisi skuad Merah Putih.
Pro dan kontra wacana naturalisasi pemain terus menggelinding. Skuad Merah Putih saat ini sudah memiliki empat nama yang siap diputihkan paspornya. Mereka adalah Serginho Van Dijk, Irfan Bachdim, Alessandro Trabucco, dan Kim Jeffrey Kurniawan. Secara lisan,mereka setuju jadi Warga Negara Indonesia (WNI), tapi tidak permanen.Mantan Pelatih timnas U-16 Bambang ’Banur’ Nurdiansyah mengungkapkan,naturalisasi harus dilakukan secara selektif.’’Naturalisasi sah-sah saja, tapi harus dilakukan secara proporsional. Artinya,kualitas pemain harus diperhatikan.
Tapi, timnas jangan memakai itu sebagai budaya,”kata Banur kemarin. Pelatih yang musim lalu membesut PSAP Sigli ini menambahkan, timnas harus mengedepankan pola pembinaan pemain muda.Calon pemain regenerasi diberi kuota bermain lebih dengan tekanan level kompetisi memadai. Sebab, potensi muda saat ini belum tergali sepenuhnya.Mengacu kepada level kompetisi ISL, sedikitnya 48 pemain muda yang promosi dari U-21 hanya bermain selama 569,8 menit atau 21,8%. Garansi mereka mendapatkan porsi lebih bersama klubnya juga belum didapat.
’’Yang terpenting adalah pembinaan pemain muda.Keberadaan mereka itu yang seharusnya dipikirkan sekarang. Suka atau tidak, jumlah pemain asing yang ada harus dibatasi. Sebab, mereka sudah mengambil separo dari jatah pemain lokal yang mayoritas sudah senior. Lalu, bagaimana pemain muda ini berkembang?”lanjutnya. PSSI sebenarnya sudah mengisyaratkan akan memberikan jatah tiga tempat bagi young gunsper laga. Namun, kebijakan ini tampaknya tidak bisa dimasukkan Manual Liga 2010/2011. Alasannya, promosi bagi pemain muda menjadi kebijakan penuh klub, terkait dengan strategi.
Mantan pelatih Pelita Jaya ini juga mengatakan, kuota naturalisasi pemain asing keturunan Indonesia hanya berfungsisebagaipelengkap. ’’Naturalisasi pemain maksimal hanya 25% dari total komposisi timnas. Tapi, ini juga harus hatihati. Naturalisasi tidak serta-merta diberikan kepada pemain karena kesediaannya, tapi kualitas mereka juga harus dilihat,”tandasnya. (wahyu argia)