Keinginan Persebaya Surabaya mendapatkan suntikan dana dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sirna. Pemkot Surabaya tidak menyertakan kebutuhan Persebaya itu dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) yang diajukan kepada dewan.
Padahal, Persebaya berharap banyak agar anggaran Rp 10,7 miliar yang diajukan bisa cair. Asisten Manajer Persebaya Cholid Ghoromah menyatakan bahwa dana itu sangat dibutuhkan untuk menggaet pemain dan pelatih. ''Karena itu, kami siap kapan saja dipanggil oleh dewan untuk audiensi,'' katanya.
Namun, harapan Persebaya itu bertepuk sebelah tangan. Sedianya, eksekutif memang bisa memasukkan anggaran untuk Persebaya itu dalam PAK. Tapi, hal itu tidak dilakukan pemkot. ''Surabaya sudah dari dulu diperbolehkan. Tapi, kami memang nggak berani,'' kata Wali Kota Surabaya Bambang D.H. pada Selasa lalu (27/7).
Sekretaris Komisi A (hukum dan pemerintahan) DPRD Surabaya Masduki Toha tidak sepakat jika pemkot harus menyediakan dana untuk Persebaya. Jika hal itu dilakukan, dewan khawatir muncul kecemburuan dari cabang-cabang organisasi yang lain.
''Apalagi, mekanisme pencairan dana bersifat hibah. Hal ini rawan penyalahgunaan anggaran. Sebab, selama ini pertanggungjawaban penggunaan anggaran untuk Persebaya juga kurang jelas,'' ucapnya.
Hingga kini, Persebaya termasuk salah satu tim yang tidak mengandalkan dananya dari APBD. ''Ketika pertemuan di Jakarta (28/7), banyak tim bertanya rahasia kami lolos ke ISL tanpa APBD. Saya jawab, rahasianya utang sana sini,'' kelakar Cholid. (uan/fid/ca)