Pelatih Kepala
PSPS Pekanbaru, Mundari Karya, mengaku tekanan suporter agar PSPS
mendapatkan hasil maksimal melawan Persisam Samarinda membuat banyak
pemain bermain tidak lepas.
"Ada beban tersendiri buat
anak-anak, ingin tampil baik didepan pendukung malah jadi beban," kata
Mundari usai pertandingan di Pekanbaru, Sabtu malam (12/1).
Tim
berjuluk "Asykar Bertuah" itu hanya mampu mendapat satu poin setelah
hanya bermain imbang 1-1 saat menjamu Persisam Samarinda di Stadion
Kaharudin Nasution, Pekanbaru.
Mundari mengatakan, tekanan untuk
menang membuat permainan tim menjadi tak berkembang. Ia menyoroti
permainan kapten tim, Amrizal, yang banyak melakukan kesalahan mulai
dari kontrol bola dan sering salah umpan.
Akibatnya, Persisam
sempat unggul lebih dulu lewat gol penyerang Lancine Cone pada menit 14.
Ia mengakui gol itu sempat semakin membuat anak asuhnya tampil makin
terbebani.
Kondisi penuh tekanan juga terjadi di lini tengah
PSPS, sehingga Mundari memutuskan untuk menarik keluar pemain Korea
Selatan Lee Sou Hyong dan menggantinya dengan Jibby Wuwungan pada
pertengahan babak pertama.
"Pergantian pemain ini hasilnya cukup bagus, dan Jibby bisa cetak gol," katanya.
Meskipun
begitu Mundari mengatakan hasil yang diraih PSPS malam ini sudah cukup
baik. Sebab, timnya akhirnya bisa mendapatkan satu poin setelah pada
pertandingan pertama di kandang mengalami kekalahan dari Mitra Kukar
dengan skor 0-1.
Sementara itu, Pelatih Kepala Persisam Sartono
Anwar mengaku bersyukur dengan hasil yang diraih. Tim dari Kalimantan
Timur itu kini mengumpulkan dua poin dari dua laga mereka yang
seluruhnya berakhir dengan hasil imbang.
"Kita bersyukur dapat poin, kedepannya akan diperbaiki," kata Sartono singkat.
