
Menurut Ruri, di setiap pertandingan kandang Persib, jaringan pembuat tiket palsu itu mencetak antara empat hingga lima ribu tiket. "Dan itu selalu habis," katanya kepada wartawan di Stadion Siliwangi, Kamis (10/5/2012).
Para pemalsu tiket itu kata dia, sudah beroperasi sejak Liga Super Indonesia (LSI) musim ini bergulir. "Bayangkan kerugian kami berapa di setiap pertandingan. Sudah berapa miliar rupiah jika dari awal musim," kata Ruri.
Ruri mengatakan, para pemalsu tiket itu juga memalsukan cap Dispenda yang tertera di tiket. Dari semua jenis tiket yang dijual, kata dia, hanya tiket di tribun VIP yang tidak dipalsukan oleh para pembuat tiket palsu tersebut.
Ruri Bachtiar menjelaskan, tiket palsu itu kemudian dipasarkan calo tiket yang berada di sekitar stadion. Tiket tribun utara dan selatan dijual Rp 6.000 per lembar.
Kemudian oleh calo dijual kepada penonton dengan harga Rp 15.000. Secara kasat mata, menurutnya para calo akan sulit membedakan mana tiket palsu atau asli. "Yang membedakannya secara sekilas cuma resolusi printing agak turun sedikit. Agak pucat," tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi beredarnya tiket palsu pada laga kandang selanjutnya, menurut Ruri panpel akan memperketat pemeriksaan tiket di pintu masuk. Ruri juga mengimbau agar bobotoh membeli tiket di loket-loket resmi. "Seperti di Stadion Siliwangi atau di tempat organisasi-organisasi bobotoh," katanya.
Gara-gara tiket palsu itu, Panpel pertandingan Persib merugi antara Rp 150 juta hingga Rp 200 juta di setiap pertandingan kandang. Sekitar 5.000 tiket palsu beredar kala Maung Bandung menjamu lawan-lawannya.